Jakarta (ANTARA) - Pemilihan popok bayi yang tepat menjadi inti edukasi kesehatan yang disampaikan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bersama PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm) pada kegiatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Citeureup, Kabupaten Bogor beberapa waktu yang lalu.
Kegiatan yang diikuti ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu dengan balita itu menyoroti masih tingginya kasus keluhan kulit bayi akibat penggunaan popok yang kurang sesuai, sehingga pemahaman dasar tentang fungsi dan kualitas popok perlu diperkuat di tingkat keluarga.
Ketua Umum Pengurus Pusat IBI Dr Ade Jubaedah SSIT bdn MM MKM dalam siaran pers pada Rabu menyampaikan apresiasinya.
"Kami sangat menyambut baik inisiatif dari Unicharm ini. Kolaborasi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya para ibu sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang bayi yang sehat dan optimal,” ujar Dr. Ade.
Ia menambahkan bahwa pesan kesehatan ibu dan bayi lebih mudah tersampaikan melalui pendekatan kolaboratif di akar rumput.
"Kami berharap kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran perempuan dan bidan dalam menciptakan generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Inilah kunci menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Dalam edukasinya, Unicharm memaparkan lima poin penting yang perlu diperhatikan orang tua saat memilih popok bayi. Pertama, ukuran popok harus sesuai berat badan bayi agar tidak menimbulkan kebocoran maupun gesekan penyebab iritasi. Popok yang terlalu kecil dapat menekan kulit, sementara popok yang terlalu besar rawan longgar dan mudah bocor.
Kedua, popok perlu memiliki daya serap tinggi sehingga cairan terserap cepat dan kulit bayi tetap kering. Daya serap yang optimal juga membantu mencegah ruam popok dan mengurangi rasa tidak nyaman.
Ketiga, tipe popok sebaiknya disesuaikan dengan fase perkembangan bayi. Popok tipe perekat (tape) ideal untuk bayi baru lahir yang belum aktif, sedangkan tipe celana (pants) lebih sesuai bagi bayi yang mulai merangkak atau berjalan.
Keempat, sirkulasi udara pada popok menjadi faktor penting terutama di Indonesia yang beriklim panas dan lembap. Popok dengan ventilasi baik dapat mengurangi kelembapan di area sensitif bayi, sehingga risiko iritasi menurun.
Kelima, popok dengan perlindungan tambahan seperti bahan organik atau kandungan minyak alami dapat membantu menjaga kesehatan kulit bayi secara lebih optimal.
Unicharm menjelaskan bahwa berdasarkan riset internal, lebih dari 75 persen bayi di Indonesia mulai menggunakan popok pada minggu pertama setelah lahir. Namun, survei tahun 2025 menunjukkan kasus pengap, popok menggembung, dan ruam popok masih banyak ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai cara memilih popok yang sesuai masih perlu diperluas.
Selain edukasi, kegiatan HKN ini turut menghadirkan layanan posyandu terpadu berupa pemeriksaan kehamilan, imunisasi balita, konsultasi kesehatan ibu dan anak, serta skrining anemia defisiensi zat besi (ADB). Melalui rangkaian ini, Unicharm dan IBI berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perawatan bayi yang benar sejak dini serta mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan di tingkat komunitas.