Sampit (ANTARA) - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Susilo memberikan tanggapan positif terkait penetapan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kotim untuk 2026 yang mengalami kenaikan sebesar 5,55 persen atau menjadi Rp3.756.643,61.
“Kenaikan UMK ini hal yang sangat positif. Kita melihat kebutuhan ekonomi semakin tinggi, sehingga upah juga harus selaras. Saat ini masih ada karyawan di Kotim yang upahnya di bawah standar, dan itu cukup memprihatinkan,” kata Susilo di Sampit, Sabtu.
Sebelumnya, berdasarkan hasil rapat Dewan Pengupahan Kabupaten Kotim menyepakati UMK 2026 untuk wilayah setempat naik sebesar Rp197.530 dari 2025, tepatnya dari Rp3.559.112 menjadi Rp3.756.643.
Menurut Susilo, kenaikan ini merupakan langkah yang selaras dengan dinamika ekonomi saat ini. Sebagai bagian dari unsur tripartit dalam Dewan Pengupahan bersama Apindo, Kadin memandang penyesuaian upah sangat diperlukan mengingat biaya kebutuhan hidup masyarakat yang terus meningkat.
Meski begitu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pengusaha dan tenaga kerja. Ia memahami dunia usaha memiliki siklus dan tantangan tersendiri dalam mengatur arus kas perusahaan. Namun, ia optimis para pelaku usaha di Kotim akan mampu beradaptasi.
“Kita tidak bisa menyalahkan dunia usaha karena mereka harus menjaga siklus usahanya. Namun, kenaikan ini memberikan paradigma baru. Pelan-pelan, saya yakin dunia usaha akan menyesuaikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi Kotim yang sedang berkembang pesat," imbuhnya.
Baca juga: Polres Kotim musnahkan 623 knalpot brong jelang akhir tahun
Lebih lanjut, Susilo menegaskan kenaikan upah ini tidak akan mengganggu kondusivitas iklim investasi di Kotim. Pasalnya, alur dunia usaha di daerah tersebut dinilai sudah berjalan baik dan sinkron dengan program pemerintah pusat maupun daerah.
Ia menganggap kebijakan ini sebagai terobosan berani untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memutar roda ekonomi daerah lebih kencang lagi.
“Kapan lagi perekonomian Kotim akan meningkat kalau tidak dimulai dari sekarang? Memang merubah paradigma itu berat dan penuh tantangan, pasti ada penolakan. Tapi untuk menuju sesuatu yang lebih baik, tinggal kesiapan kita untuk melewati tantangan tersebut,” demikian Susilo.
Baca juga: Pelni Sampit ajak masyarakat manfaatkan program stimulus saat libur Natal-Tahun Baru
Baca juga: Polres Kotim siapkan 250 personel gabungan amankan perayaan Nataru
Baca juga: UMK Kotim 2026 naik 5,55 persen jadi Rp3,7 juta