Wonosobo (ANTARA
News) - Sebanyak 11 peneliti dari luar negeri melakukan penelitian
kondisi geografis di dataran tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah.
Dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Anggri Setiawan di
Wonosobo, Kamis, mengatakan, 11 peneliti tersebut berasal dari Nepal,
Bangladesh, Vietnam, Malaysia, Brazil, dan peneliti dari United Nation
University (UNU)
Ia mengatakan, penelitian ini dilakukan sebagai rangkaian
"workshop" dalam upaya pengurangan risiko bencana di wilayah Asia
Tenggara dan wilayah sekitarnya, salah satunya di Indonesia.
"Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam workshop tersebut adalah
tinjauan lapangan, dengan mengunjungi lokasi rawan bencana di Dieng,
Wonosobo," katanya.
Ia menuturkan, kunjungan peneliti di kawasan Dieng diawali di Desa
Tieng yang memiliki potensi ancaman bencana longsor. Bencana tersebut
seringkali memutus jalur lalu lintas Banjarnegara dan Wonosobo. Para
peneliti diajak untuk melihat langsung di lapangan, di mana warga desa
Tieng mampu hidup berdampingan dengan berbagai ancaman bencana.
Para peneliti juga melakukan kunjungan ke Dieng Plateu Theater
untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi fisik dan sosial budaya di
Dieng.
Anggri yang memimpin langsung kunjungan lapangan, mendemonstrasikan
alat simulasi hujan untuk mengestimasi laju erosi di Desa Tieng, karena
desa ini memiliki kerawanan bencana longsor tinggi saat hujan lebat.
Ia mengatakan, sebelumnya telah memasang alat alat peringatan dini
di lokasi rawan longsor pada tahun 2010. Alat tersebut telah rusak pada
saat kejadian longsor 2010, dan pihaknya berencana memasang kembali alat
tersebut.
Ancaman gas beracun CO dan CO2 juga mengintai warga di kawasan
Dieng, katanya, khususnya di kawasan sekitar kawah Sikidang dan Sinila.
Pada kegiatan tersebut, para peneliti juga mengunjungi kawah
Sikidang untuk mengetahui kondisi kawah yang pada saat tertentu bisa
mengeluarkan gas beracun.
11 Peneliti Asing Teliti Kondisi Geografis Dieng
...penelitian ini dilakukan sebagai rangkaian "workshop" dalam upaya pengurangan risiko bencana di wilayah Asia Tenggara dan wilayah sekitarnya, salah satunya di Indonesia.