Mereka menyepakati pembentukan sebuah komite yang akan mempertimbangkan pembelian sebuah pesawat untuk perdana menteri dan presiden "karena ini adalah hal yang wajib dimiliki di banyak negara," demikian pernyataan pemerintah seperti dikutip AFP.
Komite pertimbangan itu membuka kemungkinan bahwa pesawat itu akan digunakan Netanyahu dan Presiden Shimon Peres.
Pesawat jet resmi paling terkenal adalah Air Force One yang sebenarnya simbol bagi pesawat resmi apa pun yang dipakai Presiden Amerika Serikat.
"Saat ini, kita menyewa pesawat dari perusahaan-perusahaan komersial, yang setiap kali perjalan biayanya kerap mencapai jutaan shekel (ratusan ribu dolar AS)," kata pernyataan itu.
Pekan lalu, media melaporkan Netanyahui membatalkan rencana terbang ke Johannesburg untuk menghadiri upacara penghormatan terakhir Nelson Mandela yang dihadiri oleh hampir 100 pemimpin dunia.
Pembatalan itu dikabarkan karena perhitungan biaya yang mencapai sekira tujuh juta shekel (Rp24 juta) untuk transportasi dan pengamanan.
Netanyahu telah dihujani kritik dan menjadi bulan-bulanan karena pengeluaran yang dilakukannya, termasuk pemasangan tempat tidur di pesawat yang membawanya ke London 1 April lalu dalam rangka menghadiri upacara pemakaman mantan perdana menteri Inggris Margaret Thatcher.
Perjalanan Netanyahu ke London itu dilaporkan menghabiskan biaya 127 juta dolar AS (Rp424 juta).
Pada Maret, ia juga harus menanggung malu karena munculnya laporan yang mengungkapkan keluarganya menikmati dana tunjangan dari pemerintah sebesar 10.000 shekel atau Rp34 juta untuk pembelian es krim, sehingga ia segera membatalkannya.
Bulan Mei, surat kabar harian Haaretz melaporkan bahwa pembayar pajak harus membanyar 318.000 shekel (Rp1,08 miliar) tahun lalu untuk memelihara rumah pantai pribadi Netanyahu, termasuk 85.000 shekel (Rp290,5 miliar) untuk mengucurkan air yang mengisi kolam renang.
Sekretaris kabinet Avihai Mandelblit mengatakan membeli pesawat khusus perdana menteri dan presiden merupakan langkah bijaksana dari segi kepentingan keamanan.
"Ini merupakan kebutuhan pengamanan nasional yang akan menjaga Negara Israel setidaknya untuk beberapa dekade," katanya.
(T008/H-AK)