Amuntai, Kalsel (ANTARA News) - Kementerian Riset dan Teknologi akan
membantu pengembangan teknologi listrik menggunakan sumber bahan bakar
berasal dari kotoran manusia di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah
Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Amuntai,
Selasa, mengatakan bahwa pengembangan tersebut akan dilakukan pada tahun
2014.
"Hingga akhir 2014, Kemenristek akan membantu pengembangan
teknologi pembangkit listrik menggunakan kotoran para santri di pondok
pesantren ini, sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium atau
solar," katanya.
Menristek yang melakukan kunjungan kerja di Pondok Pesantren
Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai ini sekaligus membawa tenaga ahli
dan pengusaha yang akan mengembangkan genset hybrid bioelectric
tersebut.
Tenaga ahli dari Kemenristek menjelaskan genset berkapasitas 5.000
watt atau 5 kVA ini bisa dioperasikan dengan menggunakan lebih dari satu
jenis bahan bakar (hybrid), bahkan juga menggunakan bahan bakar
terbarukan, seperti biogas dan bioetanol.
Genset yang dikembangkan Kemenristek ini untuk mengantisipasi
kecenderungan makin menipisnya persediaan bahan bakar tidak terbarukan,
seperti premium dan solar yang harganya juga semakin mahal seiring
dengan penghapusan subsidi BBM secara bertahap oleh Ppemerintah.
Kunjungan Menristek Gusti Muhammad Hatta untuk memulai inkubasi
teknologi di Pondok Pesantren Rakha ini sekaligus juga menyerahkan
bantuan alat penjernih air "IGW Water Filter" yang menggunakan
teknologi membran ultrafilterai hasil temuan peneliti dari Institut
Teknologi Bandung.
Tenaga ahli dari Kemenristek juga memaparkan, jika alat penyaring
yang digunakan memiliki pori-pori 0,01 mikro, mampu menahan semua jenis
bakteri, virus, dan partikel lainnya yang ada di air.
Saat kunjungan Menristek di Ponpes Rakha kemarin dilakukan
demontrasi penggunakan alat penjernih air ini dengan mengambil air rawa
di sekitar ponpes yang berwarna kehijauan. Setelah dimasukkan ke alat
penjernih, air berubah bening dan langsung bisa diminum.
Menristek mengatakan bahwa alat itu sangat sesuai digunakan di
daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan air bersih atau kawasan
berawa-rawa sebagaimana Kabupaten HSU.
Hatta berharap kehadiran teknologi ini selain membantu keperluan di
lingkungan Ponpes Rakha jugabisa dijadikan objek penelitian dan
pengembangan pengetahuan oleh segenap akademisi Rakha Amuntai.
(U004/D007)
Berita Terkait
BKPSDM Kobar fasilitasi ASN ikuti ujian dinas dan UKPPI
Selasa, 19 November 2024 17:42 Wib
Publikasikan identitas DPO perdagangan manusia di Aceh
Selasa, 29 Oktober 2024 16:07 Wib
Artikel - Menguak kasus perdagangan orang di balik kedatangan Rohingya di Aceh
Selasa, 29 Oktober 2024 15:12 Wib
Penemuan tengkorak manusia di Kapuas diduga seorang mahasiswa ULM yang hilang
Sabtu, 12 Oktober 2024 17:32 Wib
Pemkot Palangka Raya gelar asistensi untuk selesaikan disparitas data ASN
Rabu, 9 Oktober 2024 17:41 Wib
Pemkab Kobar resmi umumkan pengadaan PPPK tahun 2024
Kamis, 3 Oktober 2024 0:06 Wib
Polisi identifikasi dugaan kerangka manusia di Tangsel
Senin, 30 September 2024 21:11 Wib
Pemkab Kobar terus tingkatkan kompetensi dan profesionalitas penjabat perencana
Senin, 30 September 2024 18:44 Wib