Harga Karet Di Barito Utara Naik Jadi Rp6.000/kg

id Harga Karet Di Barito Utara, petani karet

Harga Karet Di Barito Utara Naik Jadi Rp6.000/kg

ilustrasi (istimewa)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Harga karet di pedalaman Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah pada pertengahan Mei 2015 naik menjadi Rp6.000 per kilogram setelah empat bulan terakhir hanya bertengger di kisaran Rp5.000-Rp5.500 per kg.

"Naiknya harga karet ini membuat warga kembali bergairah menyadap karet, setelah sekitar tujuh bulan terakhir harganya anjlok dan hanya bertahan pada kisaran Rp5.000/kg", kata Irwansyah, salah seorang petani karet Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Sabtu.

Menurut Irwansyah, naiknya harga karet tersebut membuat petani di kabupaten pedalaman Sungai Barito kembali gembira sehingga yang sebelumnya tidak mau menjual karena menunggu harga membaik.

Naiknya harga karet ini diduga akibat permainan para tengkulak yang menguasai penjualan karet di daerah ini dengan menyesuaikan harga pasar yang berlaku di provinsi tetangga, Kalimantan Selatan (Kalsel).

"Masalahnya para petani setempat masih tergantung pada para tengkulak karena di daerah ini tidak ada pabrik karet, padahal hasil panen karet cukup banyak di daerah kami," katanya.

Irwansyah mengatakan, naiknya harga karet ini sesuai pengakuan para spekulan karena pihak pabrik di Banjarmasin, Kalsel juga menaikan harga beli karet rakyat tersebut.

"Kami berharap harga karet kembali naik lagi guna membantu meringankan beban masyarakat tani," katanya.

Dia mengatakan, karet merupakan salah satu komoditas unggulan kabupaten di pedalaman Kalteng karena sebagian besar masyarakat di daerah tersebut memiliki perkebunan karet baik bibit lokal maupun unggul.

Luas perkebunan karet rakyat di kabupaten yang terkenal dengan potensi batu bara itu tercatat 35.646 hektare dengan produksi karet kering mencapai 18.696 ton per tahun. Semuanya tersebar di sembilan kecamatan di wilayah tersebut.