3 Hari Penerbangan Di Sampit Lumpuh

id tiga Hari Penerbangan Di Sampit Lumpuh, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur Fadlian Noor, penerbangan di bandara

3 Hari Penerbangan Di Sampit Lumpuh

Ilustrasi (FOTO ANTARA Kalteng/Rachmat Hidayat)

Hari ini cancel (batal) semua. Sudah tiga hari,"

Sampit (Antara Kalteng) - Sudah tiga hari aktivitas penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, lumpuh total akibat masih pekatnya kabut asap kebakaran lahan yang menyapu kota ini.

"Hari ini cancel (batal) semua. Sudah tiga hari," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur Fadlian Noor di Sampit, Jumat.

Sejak pagi hingga sore hari, kabut asap yang menyelimuti Sampit cukup pekat dan mengganggu jarak pandang. Padahal data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikat berdasarkan pantauan satelit pada pukul 05:00 WIB, jumlah hotspot atau titik panas di Kotim hanya satu titik yakni di Kecamatan Pulau Hanaut.

Asap yang masih pekat diduga sisa kebakaran lahan yang terjadi beberapa hari terakhir. Kebakaran di lahan gambut kering memang sulit dipadamkan karena meski api di permukaan tanah sudah dipadamkan, namun api yang ada di dalam tanah bisa saja terus menjalar.

Fadlian mengimbau masyarakat turut membantu menanggulangi kebakaran lahan. Lumpuhnya transportasi udara akibat dampak kabut asap, juga berimbas pada aktivitas ekonomi masyarakat.

"Hentikan pembakaran lahan dan mari kita bantu menanggulanginya. Kebakaran lahan sudah mengganggu kesehatan dan ekonomi masyarakat," imbau Fadlian.

Pekatnya asap, khususnya pada pagi hari, sangat mengganggu jarak pandang yang diperkirakan hanya sekitar 200 meter. Untuk penerbangan, jarak pandang aman adalah lebih dari 1.000 meter.

Sementara itu, seperti diprediksi sebelumnya oleh BMKG, gerimis sempat mengguyur di sejumlah kawasan di Kotim, khususnya Sampit pada Jumat subuh. Namun itu pun hanya hitungan beberapa menit sehingga dipastikan tidak mampu memadamkan kebakaran lahan.

"Tanggal 18 September diperkirakan hujan gerimis. Hingga tanggal 20 September masih berpotensi gerimis, tapi tanggal 21 diperkirakan kering lagi," kata Kepala BMKG Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni.

Yulida menjelaskan, kebakaran lahan cenderung makin marak. Potensi hujan sangat kecil karena awan comulunimbus atau awan hujan sulit terbentuk akibat pekatnya asap yang masih menyaput Kotim, khususnya wilayah Sampit dan sekitarnya.


Pewarta :
Editor : Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2015

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.