Waduh ! Pemilik Klinik Bersalin di Barut Aniaya Pembantu?

id Barito Utara, Muara Teweh, Klinik Bersalin Christina, Jalan Pendreh Muara Teweh, Supriyadi, Aniaya Pembantu

Waduh ! Pemilik Klinik Bersalin  di Barut Aniaya Pembantu?

Ilustrasi (fh.narotama.ac.id)

Saat saya tiba di sana, anak itu langsung lari bersembunyi masuk alang-alang, namun ketika saya panggil anak itu datang menemui dengan mengatakan saya takut Om..."
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Seorang pemilik Klinik Bersalin Christina di kawasan Jalan Pendreh Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah diduga melakukan aksi kekerasan dengan menganiaya dua orang pembantu yang didatangkan dari Medan, Sumatera Utara.

"Dua korban itu sempat melarikan diri keluar rumah untuk menghindari aksi kekerasan dari sang majikan, yang tak lain adalah pemilik klinik bersalin itu," kata Ketua RT 29 Kelurahan Lanjas Supriyadi di Muara Teweh, Kamis.

Menurut Supriyadi, berdasarkan pengakuan seorang pembantu yang masih anak-anak bernama Samudra Simatupang (13), dirinya baru lima bulan berada di Muara Teweh.

Peristiwa itu terjadi Sabtu (30/7) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB ada telpon dari temannya bernama Mansur dengan mengatakan ada warga terlantar yang diduga akibat perlakuan kekerasan.

"Karena diminta datang, ya saya datangi ke sana, padahal lokasi tempat kejadiannya masuk wilayah RT 17 Kelurahan Lanjas. Karena pada waktu itu teman saya minta pertolongan kepada saya, lalu saya datang ke sana," kata Supriyadi.

Sampai didepan rumah temannya, dia melihat pintu rumah masih kondisi tertutup dan ditelpon dimana posisi, dia bilang ada di belakang rumah di sekitar alang-alang ujung Bandara Beringin Muara Teweh. Ternyata posisinya persis berada di ujung bandara Beringin Muara Teweh atau tepatnya belakang pencucian kendaraan Anisa.

"Saat saya tiba di sana, anak itu langsung lari bersembunyi masuk alang-alang, namun ketika saya panggil anak itu datang menemui dengan mengatakan saya takut Om. Saya melihat kondisi tubuh anak tersebut dalam kondisi kurus, kamu belum makan ya saya lapar Om," tutur dia.

Anak itu, lanjut dia, bilang jangan dibawa ke rumah itu dan minta jangan lapor polisi, karena dia takut dan mengaku setiap hari selalu mendapat perlakuan kekerasan dari majikannya.

"Melihat kondisi itu, saya langsung menghubungi pihak Polsek Teweh Tengah dengan maksud minta pengamanan dan penanganan. Dimana di sekitar wajah korban terdapat bengkak lebam warna hitam serta di bagian dahi juga terdapat benjolan diduga bekas benturan ke tembok atau benda keras lainnya, bahkan nyaris tidak dapat melihat, karena bengkak di sekitar mata," ujarnya.

Pihak Polsek mengatakan tunggu agak siang sedikit, baru sekitar pukul 06.00 WIB pihak Polsek Teweh Tengah datang menjemput anak tersebut menggunakan mobil patroli. Namun entah kenapa anak tersebut dipulangkan oleh pihak Polsek dengan menaiki ojek kembali ke rumah majikannya.

Puncaknya pada Senin (1/8) malam kekerasan kembali terjadi hingga kedua pembantu baik anak di bawah umur maupun yang dewasa berumur 23 tahun melarikan diri bersembunyi masuk alang-alang ujung bandara tersebut hingga menghebohkan warga sekitar.

Bahkan kemarin anak tersebut sempat diantar ke rumah Kasat Intelkam Polres Bariton Utara, namun menurut informasi anak tersebut kembali dijemput majikan laki-laki yang baru datang dari Palangka Raya.

Sejumlah warga sekitar minta masalah tersebut diproses secara hukum dan dimohonkan pula agar pemulangan keduanya difasilitas pihak lain, sebab dikhawatirkan justru pemulangan kedua tidak sampai kampung halamannya.