Harga Bitcoin Meroket, Tapi Enggan Koleksi, Kenapa?

id bitcoin, bubble

Harga Bitcoin Meroket, Tapi Enggan Koleksi, Kenapa?

Mata uang virtual Bitcoin. (EUTERS/Benoit Tessier)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Mata uang digital bitcoin yang fenomenal menarik sebagian masyarakat ingin mengoleksinya sebagai barang investasi. Bahkan beberapa waktu lalu cryptocurrency tersebut menembus angka Rp 249,4 juta. 

Hanya saja pada Jumat (22/12/2017) nilai bitcoin kembali merosot. Harga bitcoin terjun bebas dari 20.000 dollar AS atau setara Rp 270 juta menjadi 13.000 dollar AS atau sekitar Rp 177,5 juta.

Mengutip The Guardian, nilai bitcoin pun turun sekira 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 27 juta dalam waktu 12 jam.

Hal itu memperlihatkan bagaimana volatilitas bitcoin yang membuat orang harus pikir-pikir dahulu sebelum membelinya.

Menurut Bloomberg, ada lima alasan mengapa banyak orang masih enggan mengoleksi bitcoin hingga saat ini walaupun nilainya menggiurkan. Apa saja?

1. Keamanan

Para peretas dan penjahat siber menyukai bitcoin karena anonimitasnya. Gara-gara ulah hacker meretas Mt Gox, bursa pertukaran bitcoin terbesar, cryptocurrency kemudian susut. Bahkan Mt Gox kemudian menyatakan diri bangkrut.

Nilai bitcoin kembali susut pada Agustus 2016 setelah hacker mencuri 69 juta dollar AS dari bursa bitcoin Hong Kong, Bitfinex.


2. Meningkatnya perdebatan

Komunitas bitcoin terus berdebat mengenai cara meningkatkan kinerja blokchainnya dalam setahun terakhir. hal ini penting seiring transaksi bitcoin terus memecahkan rekor, namun masih sulit bagi bisnis untuk menggunakannya sebagai alat transaksi pembayaran.

Jika hal ini terus berlangsung bisa saja pengguna bitcoin berlalih ke blockchain lain yang lebih baik.


3. Mata Uang Digital Tandingan

Menurut Ron Quaranta, Chairman Wall Street Blockchain Alliance, ada sekitar 700 mata uang digital pesaing bitcoin.
Salah satu pesaing kuat bitcoin yakni Ethereum yang pada tahun ini sudah naik 20 persen.

4. Tidak Diakui Pemerintah

Sejumlah negara masih melarang penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran. Misalnya saja di China, dan juga di Indonesia. Di AS sendiri, belum banyak perusahaan menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.


5. Ledakan Bubble

Pasar spekulasi bisa saja meledak setiap saat, sebagai saat koreksi. Apa yang jadi pemicunya, merupakan bagian tersulit. Jika berinvestasi pada bitcoin di masa sekarang tentu saja harus berhati-hati mengingat nilainya yang sudah sedemikian tinggi. 

Kekhawatiran nilai bitcoin sudah terjadi bubble (penggelembungan) bisa mengakibatkan adanya ledakan yang berarti harga bisa terjun bebas.