Atasi stres dengan aroma bunga ini

id lavender,aroma,hilang stres,Atasi stres dengan aroma bunga ini

Atasi stres dengan aroma bunga ini

Ilustrasi Lavender (unsplash.com)

Jakarta (Antaranews Kalteng) – Lavender biasa digunakan dalam sabun mandi hingga pelembut pakaian karena aromanya dapat membantu Anda rileks. Kebenaran hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh para ilmuwan Jepang. 

Mereka menemukan bahwa tikus yang terpapar aroma lavender terbukti menjadi tidak begitu cemas.

Bahkan, tumbuhan semak ungu itu berpotensi sebagai alternatif yang lebih aman dibanding obat penenang “benzos”, menurut penelitian, sebagaimana laporan dailymail, yang dikutip Rabu. 

Benzodiazepin dihubungkan dengan sejumlah efek samping, termasuk masalah ingatan, pertumbuhan payudara pria, dan bahkan cacat lahir. 

Lavender dapat juga digunakan untuk menenangkan pasien sebelum operasi atau mereka yang susah minum obat, seperti anak kecil atau lansia. 

Para ilmuwan Kagoshima University menganalisis apakah baru dari senyawa linalool uap lavender membantu releksasi tikus. 

“Dalam pengobatan tradisional, telah lama dipercaya bahwa senyawa aroma berasal dari ekstrak tumbuhan yang  dapat meredakan kecemasan. Seperti dalam penelitian sebelumnya, kami menemukan bahwa aroma linalool memiliki efek anxiolytic (anti-kecemasan) pada tikus normal,” ungkap salah satu penulis Dr. Hideki Kashiwadani. 

Menurut Dr. Kashiwadani, kerja dari linalool ini akan memberikan efek relaksasi dengan mengaktifkan neuron penciuman di hidung. 

“Temuan ini mendekatkan diri pada fungsi linalool untuk mengurangi kecemasan. Misalnya, saat pembedahan, sebelum perawatan dengan anxiolytic yang dapat meringankan stres sebelum operasi dan memperlancar anastesi,” sebutnya. 

Ia juga membeberkan bahwa uap linalool berguna bagi pasien yang sulit diberikan  anxiolytics oral atau supositoria, seperti bayi atau lansia.

Hingga 40 persen orang menderita kecemasan di seluruh dunia pada suatu titik dalam kehidupan mereka.

Ini terjadi setelah penelitian yang dirilis awal tahun ini menunjukkan bahwa tidur kurang dari delapan jam setiap malam dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental.

Insomnia itu menyebabkan sulit mengatasi pikiran negatif ketimbang mereka yang mendapat cukup tidur, menurut penelitian oleh Binghamton University, New York.