Ini solusi mengurangi ketergantungan Kalteng terhadap SDA

id provinsi kalimantan tengah,bi kalteng,kepala bi kalteng,wuryanto,umkm kalteng,pertumbuhan ekonomi kalteng

Ini solusi mengurangi ketergantungan Kalteng terhadap SDA

Kepala BI perwakilan Kalteng Wuryanto (kanan) berbincang-bincang dengan sejumlah wartawan di komplek perkantoran BI Kalteng, Rabu (114/11/18). (Foto BI Kalteng)

perlu dilakukan pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui pengembangan UMKM
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Bank Indonesia menilai usaha mikro kecil menengah menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan Provinsi Kalimantan Tengah terhadap sumber daya alam dan ekspor bahan mentah.

Pertumbuhan ekonomi di provinsi ini trennya selalu berada di atas rata-rata nasional, namun ketergantungan terhadap SDA dan ekspor bahan mentah relatif tinggi, kata Kepala BI Perwakilan Kalteng Wuryanto di Palangka Raya, kemarin.

"Jika kondisi itu dibiarkan, maka pertumbuhan ekonomi Kalteng sangat rentan terhadap gejolak perubahan harga komoditas dan perekonomian global. Beberapa harga komoditas pernah mengalami penurunan di tahun 2014 dan 2016, dan langsung berdampak pada ekonomi Kalteng," beber dia.

Melihat kondisi tersebut BI menyarankan perlu dilakukan berbagai upaya dalam mengurangi ketergantungan terhadap kekayaan SDA dan ekspor bahan mentah, jika ingin pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dan berkesinambungan.

Wuryanto mengatakan perlu dilakukan pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui pengembangan UMKM, mengembangkan hilirisasi SDA agar ketergantungan pada ekspor bahan mentah dapat berkurang.

"Mengembangkan pariwisata di Tanjung Puting dan Gosong Senggora Kabupaten Kotawaringin Barat, Taman Nasional Sebangau di Kota Palangka Raya, dan Pantai Ujung Pandaran di Kabupaten Kotawaringin Timur," kata dia.

Kepala BI Kalteng menyebut, untuk pengembangan UMKM sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi di provinsi ini terdapat beberapa tantangan yakni, keterbatasan kemampuan dan pengetahuan produksi, masih menggunakan alat sederhana dan kurang memperhatikan kualitas barang.

Selain masalah produksi, sejumlah pelaku UMKM juga kesulitan dalam memasarkan produknya. Di mana selama ini penjualan masih terbatas di Provinsi Kalteng, bahkan ada yang hanya di sekitar kota ataupun kabupaten.

"Mengatasi berbagai permasalahan tersebut, rencananya akan diadakan temu akbar 1.000 UMKM di Palangka Raya pada tanggal 17 November 2018. Itu langkah awal dalam membantu dan mendampingi UMKM yang ada di Kalteng, agar lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi," demikian Wuryanto.