Begini rencana tim dokter menangani perempuan tergemuk

id Begini rencana tim dokter menangani perempuan tergemuk,Titi Wati,RSUD Doris Sylvanus,Obesitas

Begini rencana tim dokter menangani perempuan tergemuk

Titi Wati (37) bersama keluarganya saat berada di kediamannya di Jalan G Obos atau Jalan Bima Kelurahan Menteng, Palangka Raya, Rabu, (9/1/2019). (Foto Antara Kalteng / Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Tim medis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus Palangka Raya, Kalimantan Tengah, sudah mematangkan rencana evakuasi dan penanganan Titi Wati (37) yang memiliki berat sekitar 350 kilogram, warga Jalan G Obos XXV atau Jalan Bima Kelurahan Menteng.

"Kami sudah rapatkan teknik evakuasi pasien ke rumah sakit nantinya hingga bagaimana pengaturan untuk ruang operasi maupun perawatan," kata Wadir RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Bidang Pendidikan dan Kemitraan Theodorus Sapta Atmadja di Palangka Raya, Rabu.

Tubuh pasien sangat besar dibandingkan pintu rumah yang mereka huni, sehingga harus dilakukan penjebolan dinding rumah sebagai jalan keluar pasien. Apalagi mobilisasi pasien sangat terbatas, diperlukan kehati-hatian dalam proses evakuasi nantinya.

Rencananya Titi akan dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil pikap yang memiliki ukuran cukup besar. Kemudian sesampainya di rumah sakit, dia akan ditempatkan di ruang Edelweis.

"Tadinya Titi mau dirawat di ruang ICU, namun setelah kami bahas lebih lanjut dan melalui pertimbangan cukup matang, disepakati agar ia ditempatkan di ruang Edelweis," terangnya kepada awak media.

Rencananya tim medis yang akan menangani pasien terdiri dari 6 orang tim dokter dari Bali dan sekitar 10 orang tim dokter dari Palangka Raya. Dokter yang dilibatkan, diantaranya dokter bedah, anestesi, penyakit jantung, paru dan lainnya.

Theodorus menjelaskan, kasus ini tidaklah sederhana karena perlu penanganan khusus. Banyak yang harus diperiksa oleh tim medis, yakni pemeriksaan darah rutin, urine rutin, rontgen, usg dan beberapa lainnya sebelum melakukan tindakan operasi.

"Operasi nantinya akan menggunakan sistem laparoskopi, mengingat peralatan yang kami miliki cukup memadai. Menurut teori, tingkat kegagalan dari operasi yang akan dilakukan kepada pasien sangatlah kecil," paparnya.

Kemudian efek samping dari operasi adalah keharusan pasien mengonsumsi multivitamin dalam jangka panjang, sebab ada sebagian lambung yang harus dipotong nantinya.

Menurutnya, usai operasi berat badan Titi tidak boleh mengalami penurunan lebih dari 25 kilogram setiap bulannya. Estimasi yang ditetapkan adalah sekitar 20 kilogram setiap bulannya, sehingga seiring berjalannya waktu berat badannya akan menyusut.

"Jadi masyarakat jangan berpikir kalau saat sebelum operasi pasien memiliki bobot besar, kemudian saat keluar langsung menjadi kecil," ungkap Theodorus.

Sementara itu waktu evakuasi dan operasi pasien masih menunggu keputusan dari pihak keluarga. Mereka masih menunggu kedatangan kakak dari Titi Wati dari luar kota, barulah kemudian ditentukan waktu pelaksanaannya.