Jakarta (Antaranews Kalteng) - Hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa bayi yang lahir melalui operasi sesar dua kali lebih berisiko mengalami obesitas dibandingkan dengan bayi yang lahir secara normal.
Para peneliti dari Boston Children's Hospital di Massachusetts, Amerika Serikat, menemukan hubungan antara masa tubuh, ketebalan kulit dan bagaimana seorang bayi dilahirkan.
Menurut mereka, penggandaan kemungkinan obesitas pada bayi yang lahir sesar terjadi pada saat anak berusia tiga tahun.
Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan di Archives of Disease in Childhood, tim peneliti menyatakan bahwa operasi sesar kemungkinan mempengaruhi bakteri yang terdapat di usus yang kemudian mempengaruhi pencernaan makanan.
Para peneliti mengatakan bahwa penjelasan yang paling mungkin mengenai perbedaan komposisi bakteri usus tersebut adalah bahwa hal itu terjadi karena perbedaan proses kelahiran.
Oleh karena itu mereka menyarankan para ibu yang melahirkan dengan operasi sesar mewaspadai risiko obesitas pada bayi mereka.
Hasil studi yang dilakukan terhadap 1.255 pasang ibu dan bayi sepanjang tahun 1999-2002 tersebut juga menunjukkan bahwa para ibu yang melahirkan dengan operasi sesar cenderung lebih berat dibanding mereka yang melahirkan secara normal.
Namun menurut Patrick O'Brien, Juru Bicara the Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, meski hasilnya menarik "studi itu terlalu kecil." "Perlu direplikasi dengan sampel yang lebih banyak," katanya.
(M048)
Berita Terkait
Getaran gempa di Bogor timbul akibat aktivitas sesar lokal darat
Sabtu, 30 Maret 2024 12:41 Wib
Ini respon keluarga Atta Halilintar saat Aurel melahirkan sesar
Kamis, 24 Februari 2022 15:57 Wib
Mitos terkait melahirkan sesar yang harus diketahui
Jumat, 6 Desember 2019 16:34 Wib
Cara turunkan berat badan setelah operasi sesar
Senin, 18 Februari 2019 14:31 Wib
Kota Muara Teweh dan sekitarnya diguncang gempa 3,5 SR
Kamis, 31 Januari 2019 12:58 Wib
Aktivitas yang picu terjadinya gempa di Mataram
Kamis, 6 Desember 2018 11:28 Wib