Jakarta (ANTARA) - Salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton, masih berpikir bahwa orang orang-orang sebaiknya menghapus aplikasi Facebook.
"Jika Anda ingin berada di Facebook dan mau melihat iklan di depan Anda, silakan," ujar Acton, dalam konferensi Wired, dikutip dari laman The Verge.
Cuitan Acton soal hapus Facebook muncul di puncak skandal Cambridge Analytica pada Maret 2018, ketika gerakan #DeleteFacebook ramai di media sosial.
Facebook terguncang dengan kenyataan tentang kesalahan penanganan data pengguna yang dimanfaatkan oleh perusahaan konsultan politik dengan maksud untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS pada 2016.
Acton mengundurkan diri dari Facebook pada 2017 karena konflik dengan founder dan CEO Facebook Mar Zuckerberg tentang monetisasi WhatsApp.
Acton menjelaskan mengapa memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya itu kepada publik.
"Pada saat itu, ada tekanan yang sedang berlangsung terhadap Facebook," ujar dia.
"Saya seperti, mungkin ini sudah waktunya. Tapi kemudian saya menyadari kesalahan fatal di Facebook adalah mereka tidak memiliki batu nisan. Ketika Anda menghilang, Anda hilang. Jadi saya meninggalkan batu nisan saya di Twitter. Yang membuat saya kecewa adalah jauh lebih publik dan terlihat," lanjut dia.
Acton bukan eksekutif Facebook pertama yang vokal menentang perusahaan tersebut setelah hengkang. Pada 2017, mantan head of growth Facebook Chamath Palihapitiya membuat keramaian dengan pernyataan: "Kami telah menciptakan alat yang merobek tatanan sosial bagaimana masyarakat bekerja."
Setelah meninggalkan Facebook, Acton mendirikan Signal Foundation, organisasi nirlaba di balik aplikasi pesan terenkripsi yang digunakan oleh jurnalis dan pembela hak asasi manusia di seluruh dunia.
Dia tetap skeptis tentang komitmen Mark Zuckerberg untuk enkripsi.
"Jika dia ingin mewujudkannya, dia akan melakukannya. Tapi dia dikenal berubah pikiran," ujar Acton.
Facebook menghadapi tekanan dari para politisi yang khawatir tentang implikasi enkripsi aplikasi Facebook terhadap keamanan nasional.
Bulan lalu, Jaksa Agung William Barr mengirim surat kepada Zuckerberg mendesak untuk menghentikan rencananya soal enkripsi, dengan alasan isu keamanan nasional.
Melihat hal ini, Acton mengatakan Zuckerberg menghadapi pertempuran yang sulit.
"Lebih banyak kekuatan ke Facebook jika mereka mencapainya. Tapi itu akan sulit bagi mereka untuk melakukannya," ujar Acton.
Berita Terkait
Kenang perjuangan dan pengorbanan, Pj Bupati ziarah ke makam para pendiri Kobar
Kamis, 3 Oktober 2024 0:14 Wib
Tokoh pendiri PAN Kotim sebut kualitas Rudini-Paisal tak perlu diragukan
Jumat, 13 September 2024 14:18 Wib
Pemkab Lamandau beri penghormatan kepada para tokoh pendiri
Jumat, 2 Agustus 2024 15:53 Wib
Pendiri OpenAI membuat platform edukasi berbasis AI
Rabu, 17 Juli 2024 13:15 Wib
Kabar duka dari pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo
Rabu, 24 April 2024 8:40 Wib
Polisi tangkap pendiri robot trading Viral Blast yang buron
Sabtu, 27 Januari 2024 14:42 Wib
Diperiksa Bareskrim sebagai saksi, Pendiri football institute: saya respek kepada Kapolri
Selasa, 11 Juli 2023 13:42 Wib
Pendiri sekligus tokoh teater Indonesia Koma Nano Riantiarno tutup usia
Jumat, 20 Januari 2023 15:37 Wib