Berikut realisasi anggaran penanggulangan COVID-19 di Bartim
Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ampera AY Mebas menyatakan realisasi anggaran penanggulangan COVID-19 hingga 30 April 2021 lalu sudah mencapai 39,60 persen.
“Realisasinya sebesar Rp13,846 miliar atau 39,60 persen dari Rp70,428 miliar,” kata Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Senin.
Menurutnya, data anggaran tersebut merupakan data realisasi anggaran yang dipaparkan Kementerian Dalam Negeri saat rapat koordinasi bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kamis (27/5) di Palangka Raya.
Dari data realisasi anggaran penanggulangan COVID-19 se-Kalteng, Bartim berada pada tingkat pertama dengan realisasi serapan anggaran terbanyak, disusul Seruyan sebesar Rp6,793 miliar atau 15,17 persen dan Katingan sebesar Rp6,876 miliar atau 13,73 persen.
“Untuk anggaran minimal delapan persen kita yakni sebesar Rp34,967 miliar,” paparnya.
Dana tersebut dipergunakan untuk kegiatan penanggulangan COVID-19 seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), penanganan COVID-19, peningkatan perekonomian desa, pembentukan Satgas COVID-19 desa dan kegiatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro sesuai kewenangan desa.
Selain itu, kata dia, data realisasi APBD Bartim dari sektor pendapatan daerah Rp218,635 miliar atau 22,24 persen dari total pendapatan Rp983,196 miliar. Sedangkan belanja daerah sebesar Rp210,197 miliar atau 20,53 persen dari total belanja daerah sebesar Rp1,023 triliun.
“Data realisasi tersebut merupakan data final dari Kemendagri hingga 15 Mei 2021,” jelas Ampera.
Dalam realisasi belanja daerah tingkat Provinsi Kalteng, Pemkab Bartim berada tingkat keempat. Sedangkan dari realisasi pendapatan daerah pada tingkat ke-12. Data tersebut berdasarkan laporan pemerintah daerah yang diolah Ditjen Bina Keuangan Daerah hingga 23 Mei 2021, pukul 18.00 WIB.
“Pemkab Bartim terus berupaya meningkatkan pendapatan dan merealisasikan belanja daerah dengan menciptakan program yang menyentuh masyarakat,” ungkapnya.
Hal ini, kata dia, sesuai harapan Mendagri Tito agar tercipta pengaruh positif terhadap perkembangan perekonomian daerah ataupun nasional.
“Realisasinya sebesar Rp13,846 miliar atau 39,60 persen dari Rp70,428 miliar,” kata Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Senin.
Menurutnya, data anggaran tersebut merupakan data realisasi anggaran yang dipaparkan Kementerian Dalam Negeri saat rapat koordinasi bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kamis (27/5) di Palangka Raya.
Dari data realisasi anggaran penanggulangan COVID-19 se-Kalteng, Bartim berada pada tingkat pertama dengan realisasi serapan anggaran terbanyak, disusul Seruyan sebesar Rp6,793 miliar atau 15,17 persen dan Katingan sebesar Rp6,876 miliar atau 13,73 persen.
“Untuk anggaran minimal delapan persen kita yakni sebesar Rp34,967 miliar,” paparnya.
Dana tersebut dipergunakan untuk kegiatan penanggulangan COVID-19 seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), penanganan COVID-19, peningkatan perekonomian desa, pembentukan Satgas COVID-19 desa dan kegiatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro sesuai kewenangan desa.
Selain itu, kata dia, data realisasi APBD Bartim dari sektor pendapatan daerah Rp218,635 miliar atau 22,24 persen dari total pendapatan Rp983,196 miliar. Sedangkan belanja daerah sebesar Rp210,197 miliar atau 20,53 persen dari total belanja daerah sebesar Rp1,023 triliun.
“Data realisasi tersebut merupakan data final dari Kemendagri hingga 15 Mei 2021,” jelas Ampera.
Dalam realisasi belanja daerah tingkat Provinsi Kalteng, Pemkab Bartim berada tingkat keempat. Sedangkan dari realisasi pendapatan daerah pada tingkat ke-12. Data tersebut berdasarkan laporan pemerintah daerah yang diolah Ditjen Bina Keuangan Daerah hingga 23 Mei 2021, pukul 18.00 WIB.
“Pemkab Bartim terus berupaya meningkatkan pendapatan dan merealisasikan belanja daerah dengan menciptakan program yang menyentuh masyarakat,” ungkapnya.
Hal ini, kata dia, sesuai harapan Mendagri Tito agar tercipta pengaruh positif terhadap perkembangan perekonomian daerah ataupun nasional.