Permintaan tenaga kerja ahli di sektor tekstil tinggi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut bahwa permintaan tenaga kerja tingkat ahli untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tinggi, sehingga Kementerian Perindustrian terus berupaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan sektor manufaktur, termasuk bagi industri TPT.
Penyediaan tenaga kerja yang terampil diyakini dapat memacu produktivitas dan daya saing sektor industri, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Tingginya permintaan tenaga kerja tingkat ahli untuk industri TPT, membuat Kemenperin berinisiasi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Solo, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah serta Solo Technopark untuk mendirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (AK-Tekstil) Solo,” kata Menperin lewat keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
AK-Tekstil Solo berdiri pada akhir 2015, dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Januari 2016. AK-Tekstil Solo menyelenggarakan program pendidikan setara Diploma II yang terdiri dari tiga program studi, yakni Teknik Pembuatan Benang, Teknik Pembuatan Kain dan Teknik Pembuatan Garmen.
“AK-Tekstil dilengkapi fasilitas pendidikan berupa laboratorium, workshop dan teaching factory. Selain itu juga dilengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi dan Tempat Uji Kompetensi,” kata Agus.
Bahkan, AK-Tekstil Solo menggunakan metode pendidikan vokasi yang juga diterapkan di negara-negara industri maju, dengan konsep dual system.
“Artinya, kurikulum AK-Tekstil berorientasi kepada penguasaan kemampuan kerja dengan mengintegrasikan pendidikan di kampus dengan pendidikan di industri, sehingga terwujud sinergi pembelajaran yang efektif guna menghasilkan tenaga kerja yang memiliki daya saing tinggi dan benar-benar siap kerja di dunia industri,” katanya.
Hingga saat ini, AK-Tekstil Solo telah meluluskan lebih dari 1.000 mahasiswa, dengan total 300 lulusan setiap tahunnya. Bahkan, 100 persen dari lulusan tersebut langsung terserap kerja di perusahaan-perusahaan tekstil besar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti PT Pan Brothers, PT Mataram Tunggal Garmen, dan PT Sritex, Tbk.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan menegaskan, AK-Tekstil Solo termasuk sebagai pelopor pendidikan vokasi dan telah menjadi rujukan, karena membangun kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan dan industri.
“Artinya, AK-Tekstil Solo mampu memasok tenaga kerja kompeten yang sesuai kebutuhan industri TPT saat ini,” ujarnya.
Hal tersebut tidak luput karena adanya penyelenggaraan program unggulan BPSDMI, yakni link and match dengan pelaku industri yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan di kampus dengan pendidikan industri, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri serta siap bekerja langsung di industri.
Penyediaan tenaga kerja yang terampil diyakini dapat memacu produktivitas dan daya saing sektor industri, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Tingginya permintaan tenaga kerja tingkat ahli untuk industri TPT, membuat Kemenperin berinisiasi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Solo, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah serta Solo Technopark untuk mendirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (AK-Tekstil) Solo,” kata Menperin lewat keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
AK-Tekstil Solo berdiri pada akhir 2015, dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Januari 2016. AK-Tekstil Solo menyelenggarakan program pendidikan setara Diploma II yang terdiri dari tiga program studi, yakni Teknik Pembuatan Benang, Teknik Pembuatan Kain dan Teknik Pembuatan Garmen.
“AK-Tekstil dilengkapi fasilitas pendidikan berupa laboratorium, workshop dan teaching factory. Selain itu juga dilengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi dan Tempat Uji Kompetensi,” kata Agus.
Bahkan, AK-Tekstil Solo menggunakan metode pendidikan vokasi yang juga diterapkan di negara-negara industri maju, dengan konsep dual system.
“Artinya, kurikulum AK-Tekstil berorientasi kepada penguasaan kemampuan kerja dengan mengintegrasikan pendidikan di kampus dengan pendidikan di industri, sehingga terwujud sinergi pembelajaran yang efektif guna menghasilkan tenaga kerja yang memiliki daya saing tinggi dan benar-benar siap kerja di dunia industri,” katanya.
Hingga saat ini, AK-Tekstil Solo telah meluluskan lebih dari 1.000 mahasiswa, dengan total 300 lulusan setiap tahunnya. Bahkan, 100 persen dari lulusan tersebut langsung terserap kerja di perusahaan-perusahaan tekstil besar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti PT Pan Brothers, PT Mataram Tunggal Garmen, dan PT Sritex, Tbk.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan menegaskan, AK-Tekstil Solo termasuk sebagai pelopor pendidikan vokasi dan telah menjadi rujukan, karena membangun kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan dan industri.
“Artinya, AK-Tekstil Solo mampu memasok tenaga kerja kompeten yang sesuai kebutuhan industri TPT saat ini,” ujarnya.
Hal tersebut tidak luput karena adanya penyelenggaraan program unggulan BPSDMI, yakni link and match dengan pelaku industri yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan di kampus dengan pendidikan industri, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri serta siap bekerja langsung di industri.