Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Dr dr Sony Wibisono SpPD-KEMD FINASIM mengatakan penyandang diabetes sangat rentan terkena infeksi virus jika tidak menjaga protokol kesehatan dengan baik.
“Kerentanan ini dapat dicegah dengan menjaga protokol kesehatan secara disiplin dan menjaga kondisi kesehatan. Maka dari itu penyandang diabetes berhak mendapat dukungan, tidak hanya dari diri sendiri, tetapi juga dari edukator, keluarga, dokter, dan elemen lainnya,” ujar Sony dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad.
Sony juga menekankan pentingnya penanganan diabetes yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi. Diantaranya diet 3J yaitu jumlah kalori yang dikonsumsi tiap hari, jadwal makan, dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu terus diperhatikan oleh penyandang diabetes.
Baca juga: Lika liku diabetes pada anak
“Bukan hanya itu, penyandang diabetes juga harus olahraga 30 menit sehari, terapi obat minum dan suntik, serta mendapatkan penyuluhan yang memadai,” jelas dia.
Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD mengatakan kematian akibat diabetes menjadi penyebab kematian nomor tiga di dunia, sehingga penyakit diabetes membutuhkan perhatian dari seluruh elemen masyarakat.
“Diabetes adalah bukan penyakit yang ringan, namun penyakit yang mematikan atau penyakit katastrofik,” kata Prof Ketut.
Pandemi COVID-19 mengharuskan penyandang diabetes membutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal untuk mengontrol gula darah mereka.
“Apalagi, saat ini kita masih masa pandemi. COVID-19 sendiri merupakan penyakit yang lebih sering menyerang pasien diabetes, sehingga mereka diwajibkan dan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin karena dapat mencegah infeksi akibat terpapar COVID-19 dan mencegah penyakit menjadi lebih parah,” terang Prof Ketut.
Director of Special Needs and Healthy Lifestyle Nutrition KALBE Nutritionals, Tunghadi Indra, mengatakan pentingnya edukasi diabetes yang memadai bagi masyarakat Indonesia di tengah pandemi ini.
“Dalam dua tahun terakhir ini, selain prevalensi diabetes yang masih terus meningkat, kondisi pandemi juga menjadi tantangan khusus bagi para penyandang diabetes (diabetesi). Hal ini dikarenakan bertambah sulitnya melakukan pengawasan terhadap gula darah akibat berbagai pembatasan sosial. Maka dari itu, Diabetasol menegaskan komitmennya dengan segala cara untuk selalu menemani para diabetesi, terutama saat pandemi ini karena diabetes sangat rentan terinfeksi COVID-19,” kata Tunghadi Indra.
Berdasarkan data International Diabetes Federation tahun 2020, jumlah penyandang diabetes terus meningkat di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Prevalensi diabetes di Indonesia masih mencapai 6,2 persen dengan 10.681.400 kasus. Bahkan, menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim penanggulangan COVID-19 di Indonesia, angka kematian pada pasien diabetes yang terinfeksi COVID-19 lebih tinggi 8,3 kali lipat daripada masyarakat yang tidak menyandang diabetes.
Berita Terkait
Konsumsi buah utuh untuk kurangi risiko bagi penderita diabetes
Jumat, 15 November 2024 9:49 Wib
Awas! Metformin berisiko jangka panjang bagi pertumbuhan janin
Kamis, 14 November 2024 9:05 Wib
Mengalami diabetes sebelum usia 40 tahun bisa tingkatkan risiko kematian
Minggu, 27 Oktober 2024 10:58 Wib
Joging bisa bantu kurangi risiko diabetes
Jumat, 25 Oktober 2024 15:34 Wib
Tanda-tanda tersembunyi pada seseorang yang mengalami sindrom metabolik
Selasa, 3 September 2024 14:54 Wib
Ini manfaat makan buah untuk penderita diabetes dan menurunkan berat badan
Rabu, 28 Agustus 2024 9:31 Wib
Perangkat desa di Benangin ini terbantu JKN jalani pengobatan diabetes
Senin, 26 Agustus 2024 16:51 Wib
Program JKN jadi harapan layanan kesehatan penderita diabetes dan hipertensi
Jumat, 23 Agustus 2024 13:57 Wib