'Booster' vaksin Moderna disebut efektif lawan Omicron

id Moderna ,Booster, Omicron, vaksin Moderna,virus corona,covid 19,'Booster' vaksin Moderna disebut efektif lawan Omicron

'Booster' vaksin Moderna disebut efektif lawan Omicron

Petugas menunjukkan botol vaksin COVID-19 Moderna saat acara vaksinasi merdeka di Lhokseumawe, Aceh, Jumat (5/11/2021). (ANTARA FOTO/Rahmad/aww)

Jakarta (ANTARA) - Dokter di Johns Hopkins Center for Health Security, Dr. Amesh Adalja mengatakan Omicron tak bisa dihindari dan cara terbaik menghadapinya yakni dengan vaksinasi penuh.

Sebuah studi oleh para peneliti Oregon menunjukkan, orang yang divaksinasi penuh memiliki "kekebalan super." Tetapi, peneliti memperingatkan meski sudah  divaksinasi, orang tetap tidak boleh dengan sengaja "mencari" infeksi COVID-19.

Baca juga: Antibodi AZD7442 diklaim mampu cegah Omicron

Seperti dikutip dari USA Today, Selasa, data untuk vaksin COVID-19 Moderna memperlihatkan, dosis tambahan sebagai penguat alias booster akan efektif melawan Omicron.

Pihak Moderna mengatakan studi laboratorium darah menunjukkan, 20 orang yang menerima 50 mikrogram booster Moderna memiliki 37 kali jumlah antibodi penetralisir dibandingkan dengan darah orang yang hanya menerima dua suntikan.

Moderna telah mengurangi dosis booster menjadi setengah dosis dari dua suntikan untuk membatasi efek samping seperti demam, nyeri otot dan kelelahan.

Sebuah kelompok yang menerima suntikan ketiga dari dosis 100 mikrogram mengalami lompatan 83 kali lipat dalam menetralkan antibodi terhadap Omicron.

Pendiri dan direktur Scripps Research Translational Institute, Dr. Eric Topol, mengatakan, peningkatan sebesar itu tidak diperlukan untuk memberikan perlindungan.

Sebelumnya, sebuah studi yang dirilis awal Desember oleh Pfizer dan mitranya BioNTech menunjukkan, dosis ketiga vaksin COVID-19 mereka meningkatkan antibodi penetral terhadap Omicron lebih dari 25 kali lipat, yang seharusnya melindungi, meskipun studi lanjutan masih diperlukan.

Baca juga: Bisakah masker ganda jaga tubuh dari Omicron?

Pihak rumah sakit Houston Methodist melaporkan, varian Omicron menyumbang 82 persen dari kasus simtomatik baru.

Direktur medis mikrobiologi diagnostik di The Houston Methodist, Dr. S. Wesley Long menuturkan, varian Omicron menjadi penyebab supermayoritas kasus baru di rumah sakit tempatnya bekerja dalam waktu kurang dari tiga minggu.

Sebagai perbandingan, varian Delta membutuhkan waktu tiga bulan selama musim panas sebelum menjadi penyebab lebih dari 80 persen kasus.

Para ilmuwan di Afrika pertama kali memperingatkan tentang Omicron kurang dari sebulan yang lalu dan pada 26 November 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkannya sebagai “variant of concern". Sejak itu, mutasi virus tersebut muncul di sekitar 90 negara.

Banyak tentang varian omicron masih belum diketahui, termasuk apakah itu menyebabkan penyakit yang lebih parah atau tidak. Studi awal menunjukkan, mereka yang sudah divaksinasi akan memerlukan suntikan booster demi mencegah infeksi Omicron. Walau sebenarnya tanpa dosis tambahan, vaksinasi masih menawarkan perlindungan kuat terhadap penyakit parah dan kematian.

Baca juga: Yoon Eun-hye dikabarkan terinfeksi Omicron

Baca juga: Alat uji PCR mBioCov-19 Bio Farma dan Nusantics dinilai mampu deteksi Omicron

Baca juga: Tips atasi kecemasan pada munculnya varian omicron