Palangka Raya (ANTARA) - Sebanyak 51,37 persen atau 1.804 tenaga kesehatan di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah telah menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis ketiga atau vaksin booster.
"Saat ini vaksin booster terus dilakukan terhadap para tenaga kesehatan yang diberikan dengan menggunakan vaksin Moderna," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo, di Palangka Raya, Senin.
Vaksinasi dosis ketiga ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin COVID-19. Ini sesuai instruksi dari Kementerian Kesehatan di mana peruntukan booster saat ini tidak untuk masyarakat umum.
Berdasar data Satgas COVID-19 Kota Palangka Raya target vaksin untuk tenaga kesehatan sebanyak 3.512 orang. Sampai Minggu tercatat 4.249 orang telah divaksin dosis pertama, 3.982 telah divaksin dosis kedua dan 1.804 orang telah divaksin dosis ketiga.
Vaksin booster tersebut diberikan kepada para tenaga kesehatan sebagai upaya meningkatkan kekebalan tubuh para petugas pelayanan yang selalu bersentuhan langsung dengan masyarakat terutama para pasien COVID-19.
Apalagi saat ini virus COVID-19 juga terus bermutasi dengan berbagai varian yang lebih ganas. Tenaga kesehatan yang berada di garis depan dan langsung berhadapan dengan pasien positif COVID-19 sehingga harus lebih terlindungi.
Secara keseluruhan capaian vaksinasi COVID-19 di Kota Palangka Raya mencapai 45,84 persen atau 102.404 orang untuk dosis pertama dan 30,94 persen atau 69.113 orang untuk dosis kedua. Sementara itu target total vaksinasi di Ibu Kota Palangka Raya ditetapkan sebanyak 223.387 orang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul mengatakan sampai saat ini belum ada bukti penelitian ilmiah yang menyatakan vaksin tidak efektif menghadapi varian-varian baru COVID-19.
Sehingga harus percaya vaksin yang ada masih sanggup menghadapi COVID-19 dengan berbagai variannya.
Menurut dia sampai saat ini penerapan protokol kesehatan secara ketat dan benar masih menjadi cara paling ampuh mencegah penyebaran virus tersebut.
Namun menurut Suyuti, salah satu kesalahan yang masih dilakukan saat penerapan prokes seperti menggunakan masker tetapi masih sering memegang wajah tanpa dipastikan tangan bersih.