Sebanyak 248 BLU kelola aset Rp1.170 triliun
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Hadiyanto menyebutkan sebanyak 248 Badan Layanan Umum (BLU) saat ini mengelola aset mencapai Rp1.170 triliun.
“Dalam 16 tahun terakhir BLU mengalami pertumbuhan dan dinamika yang sangat positif dalam berbagai aspek,” katanya dalam Rapat Koordinasi BLU 2022 di Jakarta, Rabu.
Hadiyanto menuturkan BLU yang semula hanya di rumpun kesehatan dan pendidikan, saat ini berkembang mencakup rumpun pengelolaan dana, pengelola kawasan, penyediaan barang dan jasa lainnya sampai ke sektor pariwisata.
Ia merinci 248 BLU ini meliputi 107 BLU bidang kesehatan, 105 BLU bidang pendidikan, sembilan BLU bidang pengelola dana, enam BLU pengelola kawasan dan 21 BLU di bidang barang atau jasa lainnya.
Pada aspek jenis dana kelolaan, BLU menjadi semakin beragam termasuk BLU sawit dan kerja sama pembangunan internasional.
Pada aspek fleksibilitas yang semula terbatas pada pengelolaan kas pun kini berkembang menjadi entitas yang mempunyai fleksibilitas pengelolaan aset, pengadaan barang atau jasa hingga investasi.
Pada aspek tata kelola yang semula berupa kelengkapan organ, saat ini berkembang pada arah penguatan SPI, peran dewan pengawas, implementasi kontrak kinerja dan penilaian maturitas BLU.
Meski demikian, Hadiyanto mengingatkan BLU masih akan menghadapi tantangan pada tahun ini karena adanya bayangan pandemi terhadap ekonomi global.
BLU pun tetap dituntut untuk terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan melakukan upaya antara lain inovasi dalam penanganan pandemi dan mengembangkan pelayanan dengan creative financing.
BLU juga harus menjadi link and match dengan kebutuhan industri dan mengoptimalisasi aset BLU serta mengintensifkan upaya digitalisasi layanan.
Berbagai komitmen untuk menghadapi tantangan 2022 itu diwujudkan dengan formulasi Key Performance Indicator (KPI) BLU yang challenging sehingga dapat menggambarkan komitmen untuk mewujudkan layanan prima.
Untuk BLU rumpun kesehatan, KPI yang ditargetkan antara lain digitalisasi layanan dan smart hospital, pertumbuhan pendapatan dari pengelolaan aset BLU serta mendorong penggunaan alat kesehatan produksi dalam negeri.
Untuk KPI BLU rumpun pendidikan antara lain peningkatan competitiveness melalui penelitian terapan, link and match dengan industri serta peningkatan kualitas kelembagaan melalui pengembangan yang dibutuhkan industri.
Sementara KPI pada BLU lainnya ditargetkan antara lain infrastruktur telekomunikasi, program pendampingan dana bergulir pada UMKM serta investasi dan optimalisasi aset pada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.
Hadiyanto menambahkan, tahun ini juga akan diimplementasikan penilaian maturity rating BLU secara penuh bagi semua BLU yang berbasis pada proses dan hasil.
“Ini nantinya dapat mengidentifikasi improvement areas yang dibutuhkan oleh suatu BLU untuk terus berkembang,” ujarnya.
Internalisasi values speed ini diharapkan menjadi stimulus akselerasi gerak BLU dalam mencapai tujuan.
“Pada 2022 ini juga akan dilakukan penguatan sinergi pembinaan kepada BLU daerah untuk meningkatkan peran BLU daerah pada pemerintah daerah,” tegasnya.
“Dalam 16 tahun terakhir BLU mengalami pertumbuhan dan dinamika yang sangat positif dalam berbagai aspek,” katanya dalam Rapat Koordinasi BLU 2022 di Jakarta, Rabu.
Hadiyanto menuturkan BLU yang semula hanya di rumpun kesehatan dan pendidikan, saat ini berkembang mencakup rumpun pengelolaan dana, pengelola kawasan, penyediaan barang dan jasa lainnya sampai ke sektor pariwisata.
Ia merinci 248 BLU ini meliputi 107 BLU bidang kesehatan, 105 BLU bidang pendidikan, sembilan BLU bidang pengelola dana, enam BLU pengelola kawasan dan 21 BLU di bidang barang atau jasa lainnya.
Pada aspek jenis dana kelolaan, BLU menjadi semakin beragam termasuk BLU sawit dan kerja sama pembangunan internasional.
Pada aspek fleksibilitas yang semula terbatas pada pengelolaan kas pun kini berkembang menjadi entitas yang mempunyai fleksibilitas pengelolaan aset, pengadaan barang atau jasa hingga investasi.
Pada aspek tata kelola yang semula berupa kelengkapan organ, saat ini berkembang pada arah penguatan SPI, peran dewan pengawas, implementasi kontrak kinerja dan penilaian maturitas BLU.
Meski demikian, Hadiyanto mengingatkan BLU masih akan menghadapi tantangan pada tahun ini karena adanya bayangan pandemi terhadap ekonomi global.
BLU pun tetap dituntut untuk terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan melakukan upaya antara lain inovasi dalam penanganan pandemi dan mengembangkan pelayanan dengan creative financing.
BLU juga harus menjadi link and match dengan kebutuhan industri dan mengoptimalisasi aset BLU serta mengintensifkan upaya digitalisasi layanan.
Berbagai komitmen untuk menghadapi tantangan 2022 itu diwujudkan dengan formulasi Key Performance Indicator (KPI) BLU yang challenging sehingga dapat menggambarkan komitmen untuk mewujudkan layanan prima.
Untuk BLU rumpun kesehatan, KPI yang ditargetkan antara lain digitalisasi layanan dan smart hospital, pertumbuhan pendapatan dari pengelolaan aset BLU serta mendorong penggunaan alat kesehatan produksi dalam negeri.
Untuk KPI BLU rumpun pendidikan antara lain peningkatan competitiveness melalui penelitian terapan, link and match dengan industri serta peningkatan kualitas kelembagaan melalui pengembangan yang dibutuhkan industri.
Sementara KPI pada BLU lainnya ditargetkan antara lain infrastruktur telekomunikasi, program pendampingan dana bergulir pada UMKM serta investasi dan optimalisasi aset pada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.
Hadiyanto menambahkan, tahun ini juga akan diimplementasikan penilaian maturity rating BLU secara penuh bagi semua BLU yang berbasis pada proses dan hasil.
“Ini nantinya dapat mengidentifikasi improvement areas yang dibutuhkan oleh suatu BLU untuk terus berkembang,” ujarnya.
Internalisasi values speed ini diharapkan menjadi stimulus akselerasi gerak BLU dalam mencapai tujuan.
“Pada 2022 ini juga akan dilakukan penguatan sinergi pembinaan kepada BLU daerah untuk meningkatkan peran BLU daerah pada pemerintah daerah,” tegasnya.