Penampilan Puan Maharani di Sidang Tahunan MPR tuai pujian
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menuai pujian dari warganet atas penampilannya dalam menyampaikan pidato ketika menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022.
“Puan Maharani menunjukkan kedewasaan dan auranya sebagai pemimpin. Yang suka boleh suka tapi yang tidak suka harus jujur. Pidato, intonasi, dan cara menyampaikan pesannya luar biasa,” kata eks Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F. Gontha dalam unggahan di akun Instagram bernama pengguna petergontha, dipantau dari Jakarta, Rabu.
Dalam pidatonya, salah satu yang menjadi fokus Puan adalah Pancasila. Menurut Puan, Pancasila merupakan kekuatan nasional bangsa Indonesia. Pancasila adalah aspek utama dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Baca juga: Puan: DPR RI lakukan langkah nyata dukung pembangunan berkelanjutan
Karenanya, meninggalkan Pancasila dinilai Puan akan menghilangkan karakter Indonesia sebagai bangsa yang toleran.
Lebih lanjut, berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, seorang warganet bernama pengguna @anis_anastasiaperwitasari mengakui sempat memandang sebelah mata. Namun, perspektif tersebut langsung ia buang setelah melihat dan menyaksikan Puan dalam kesempatan langsung.
“Saya dulu memandang sebelah mata, karena (jangan-jangan) backgroundnya sebagai cucu Soekarno, sehingga diangkat-angkat. Tapi pernah lihat pas di TV dalam satu wawancara, ternyata pemikirannya bagus dan pintar,” ucap Anis.
Pujian lain juga datang dari pemilik akun @kangsil2. Selain kharisma saat berpidato, gaya berbusana Puan yang menonjolkan pakaian daerah dan khas Indonesia juga menuai pujian.
Baca juga: Puan: Politik legislasi DPR dan Pemerintah utamakan kualitas
“Saya selalu melihat beliau (Puan Maharani) secara tidak langsung acap kali mempromosikan khas-khas daerah seperti kuliner, kerajinan, dan bahkan kebaya Kutubaru yang dikenakannya. Menurut saya keren,” katanya.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengenakan kain batik tulis bermotif Semen Rama dan kebaya jenis Kutubaru berwarna terakota.
“Kami memberikan warna terakota yang cerah karena memberikan semangat optimisme, dan juga memberikan suatu warna yang segar dan fresh. Cocok dengan warna angkin berwarna merah hati yang terinspirasi motif klasik Jawa,” kata Didiet Maulana, sang desainer, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (16/8).
“Puan Maharani menunjukkan kedewasaan dan auranya sebagai pemimpin. Yang suka boleh suka tapi yang tidak suka harus jujur. Pidato, intonasi, dan cara menyampaikan pesannya luar biasa,” kata eks Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F. Gontha dalam unggahan di akun Instagram bernama pengguna petergontha, dipantau dari Jakarta, Rabu.
Dalam pidatonya, salah satu yang menjadi fokus Puan adalah Pancasila. Menurut Puan, Pancasila merupakan kekuatan nasional bangsa Indonesia. Pancasila adalah aspek utama dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Baca juga: Puan: DPR RI lakukan langkah nyata dukung pembangunan berkelanjutan
Karenanya, meninggalkan Pancasila dinilai Puan akan menghilangkan karakter Indonesia sebagai bangsa yang toleran.
Lebih lanjut, berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, seorang warganet bernama pengguna @anis_anastasiaperwitasari mengakui sempat memandang sebelah mata. Namun, perspektif tersebut langsung ia buang setelah melihat dan menyaksikan Puan dalam kesempatan langsung.
“Saya dulu memandang sebelah mata, karena (jangan-jangan) backgroundnya sebagai cucu Soekarno, sehingga diangkat-angkat. Tapi pernah lihat pas di TV dalam satu wawancara, ternyata pemikirannya bagus dan pintar,” ucap Anis.
Pujian lain juga datang dari pemilik akun @kangsil2. Selain kharisma saat berpidato, gaya berbusana Puan yang menonjolkan pakaian daerah dan khas Indonesia juga menuai pujian.
Baca juga: Puan: Politik legislasi DPR dan Pemerintah utamakan kualitas
“Saya selalu melihat beliau (Puan Maharani) secara tidak langsung acap kali mempromosikan khas-khas daerah seperti kuliner, kerajinan, dan bahkan kebaya Kutubaru yang dikenakannya. Menurut saya keren,” katanya.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengenakan kain batik tulis bermotif Semen Rama dan kebaya jenis Kutubaru berwarna terakota.
“Kami memberikan warna terakota yang cerah karena memberikan semangat optimisme, dan juga memberikan suatu warna yang segar dan fresh. Cocok dengan warna angkin berwarna merah hati yang terinspirasi motif klasik Jawa,” kata Didiet Maulana, sang desainer, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (16/8).