Misi pelestarian orang utan perlu ada terobosan, kata Teras Narang
Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang mengapresiasi keberadaan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) di Provinsi Kalimantan Tengah, karena telah memberikan perhatian dan bekerja penuh dedikasi menjaga sekaligus melestarikan orang utan Kalimantan beserta habitatnya.
Keberadaan Yayasan BOS sejak tahun 1991 hingga saat ini dan didukung oleh pemerintah daerah bersama masyarakat serta lembaga mitra secara internasional telah berkontribusi besar bagi kelestarian orang utan, kata Teras Narang di Palangka Raya, Selasa.
"Tetapi, dari hasil dialog saya dengan pihak Yayasan BOS, masih ada beberapa kendala yang dihadapi pihaknya dalam melestarikan orang utan. Saya pun melihat, perlu ada terobosan besar pengembangan misi pelestarian orang utan," ungkap dia.
Berdasarkan informasi yang diterima dirinya, tantangan Yayasan BOS adalah ketersediaan area rehabilitasi sekitar 20 ribu hektare untuk menampung 250 individu orang utan. Di mana jumlah itu semestinya tidak sulit dialokasikan bila ada dukungan besar dari pemerintah, baik pusat maupun daerah di Kalteng. Apalagi area tersebut bertujuan untuk menghadirkan populasi yang sehat bagi pelestarian orang utan.
Teras Narang yang juga mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2015 ini mengatakan, Yayasan BOS juga tengah mengupayakan pulau suaka dengan luas sekitar 100 hektare bagi orang utan. Pulau Suaka itu nantinya sebagai lokasi orang utan yang tidak bisa dilepasliarkan akibat kondisi individu atau lingkungannya.
"Dari berbagai tantangan itulah, saya melihat masih perlunya ada dukungan dari berbagai pihak dalam menciptakan terobosan mengembangkan misi orang utan," ucapnya.
Selain pelestarian, lanjut dia, lokasi rehabilitasi Yayasan BOS di Nyaru Menteng, Kota Palangka Raya pun sekarang ini sudah menjadi konsep wisata. Di mana orang utan yang dalam proses rehabilitasi, dapat menjadi magnet edukasi publik, sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat lokal yang selama ini turut diberdayakan.
Baca juga: Perjuangkan kuota putra lokal di FK UPR, Teras Narang usul bentuk Forum Peduli Pendidikan
"Sebelum pandemi, pusat rehabilitasi orang utan yang dimiliki Yayasan BOS, setidaknya menerima kunjungan 1000 orang di akhir pekan. Angka yang sebenarnya bagus bila dikelola untuk kepentingan daerah. Ini perlu juga mendapat respon positif dari pemerintah daerah," kata Teras Narang.
Senator asal Kalteng itu juga berharap agar pengelolaannya kawasan yang dikelola oleh Yayasan BOS ini semakin mendapatkan dukungan dengan adanya kepastian hukum dalam pengelolaan wilayah yang memadai.
"Sekali lagi, saya mengapresiasi Yayasan BOS atas dedikasi mereka bagi pelestarian orang utan Kalimantan, khususnya yang berada di kawasan Kalimantan Tengah," demikian Teras Narang.
Baca juga: Teras Narang siap dukung keseriusan Desa Papuyu III kembangkan mangrove
Baca juga: Teras Narang lepas Tim Ekspedisi Kahayan Mapala FE UPR
Baca juga: Tangkal pembelokan ideologi, pelajar di Kalteng harus terus tingkatkan kualitas
Keberadaan Yayasan BOS sejak tahun 1991 hingga saat ini dan didukung oleh pemerintah daerah bersama masyarakat serta lembaga mitra secara internasional telah berkontribusi besar bagi kelestarian orang utan, kata Teras Narang di Palangka Raya, Selasa.
"Tetapi, dari hasil dialog saya dengan pihak Yayasan BOS, masih ada beberapa kendala yang dihadapi pihaknya dalam melestarikan orang utan. Saya pun melihat, perlu ada terobosan besar pengembangan misi pelestarian orang utan," ungkap dia.
Berdasarkan informasi yang diterima dirinya, tantangan Yayasan BOS adalah ketersediaan area rehabilitasi sekitar 20 ribu hektare untuk menampung 250 individu orang utan. Di mana jumlah itu semestinya tidak sulit dialokasikan bila ada dukungan besar dari pemerintah, baik pusat maupun daerah di Kalteng. Apalagi area tersebut bertujuan untuk menghadirkan populasi yang sehat bagi pelestarian orang utan.
Teras Narang yang juga mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2015 ini mengatakan, Yayasan BOS juga tengah mengupayakan pulau suaka dengan luas sekitar 100 hektare bagi orang utan. Pulau Suaka itu nantinya sebagai lokasi orang utan yang tidak bisa dilepasliarkan akibat kondisi individu atau lingkungannya.
"Dari berbagai tantangan itulah, saya melihat masih perlunya ada dukungan dari berbagai pihak dalam menciptakan terobosan mengembangkan misi orang utan," ucapnya.
Selain pelestarian, lanjut dia, lokasi rehabilitasi Yayasan BOS di Nyaru Menteng, Kota Palangka Raya pun sekarang ini sudah menjadi konsep wisata. Di mana orang utan yang dalam proses rehabilitasi, dapat menjadi magnet edukasi publik, sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat lokal yang selama ini turut diberdayakan.
Baca juga: Perjuangkan kuota putra lokal di FK UPR, Teras Narang usul bentuk Forum Peduli Pendidikan
"Sebelum pandemi, pusat rehabilitasi orang utan yang dimiliki Yayasan BOS, setidaknya menerima kunjungan 1000 orang di akhir pekan. Angka yang sebenarnya bagus bila dikelola untuk kepentingan daerah. Ini perlu juga mendapat respon positif dari pemerintah daerah," kata Teras Narang.
Senator asal Kalteng itu juga berharap agar pengelolaannya kawasan yang dikelola oleh Yayasan BOS ini semakin mendapatkan dukungan dengan adanya kepastian hukum dalam pengelolaan wilayah yang memadai.
"Sekali lagi, saya mengapresiasi Yayasan BOS atas dedikasi mereka bagi pelestarian orang utan Kalimantan, khususnya yang berada di kawasan Kalimantan Tengah," demikian Teras Narang.
Baca juga: Teras Narang siap dukung keseriusan Desa Papuyu III kembangkan mangrove
Baca juga: Teras Narang lepas Tim Ekspedisi Kahayan Mapala FE UPR
Baca juga: Tangkal pembelokan ideologi, pelajar di Kalteng harus terus tingkatkan kualitas