Teras Narang siap dukung keseriusan Desa Papuyu III kembangkan mangrove
Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang mengapresiasi sekaligus siap mendukung langkah dan upaya keseriusan aparatur bersama masyarakat Desa Papuyu III Sei Pudak, Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, yang telah menanam sekaligus mengembangkan tanaman mangrove.
Kesiapan dukungan itu disampaikan Teras Narang usai bertemu dan berdialog dengan Kepala Desa beserta perangkat Desa Papuyu III Sei Pudak serta Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang di Pulang Pisau, Minggu.
"Mengembangkan tanaman mangrove bukan hanya berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat di desa setempat, tetapi juga upaya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup," ucapnya.
Senator Kalimantan Tengah itu pun mengaku banyak belajar dari pengalaman Desa Papuyu III dalam mengembangkan tanaman mangrove. Sebab, dari cerita para perangkat Desa Papuyu, ternyata dalam proses pembibitan hingga menanam mangrove di sepanjang pinggir pantai ataupun sungai, memerlukan kehati-hatian dan proses waktu yang tidak sebentar.
Dia mengatakan bahwa tanaman mangrove ternyata tidak bisa langsung ditanam di pinggir pantai atau sungai, melainkan diperlukan waktu sekitar dua bulan proses pembibitan. Dalam melakukan pembibitan pun, jaraknya tidak boleh terlalu jauh dari lokasi penanaman, agar tanaman mangrove tidak mengalami stres.
"Bibit mangrove yang terlalu kecil pun rawan terbawa arus air jika langsung ditanam di pinggir pantai. Jadi memang saya banyak belajar. Dan, ini menjadi menjadi semangat bagi saya untuk mendukung keseriusan perangkat pemerintahan dan masyarakat Desa Papuyu III," kata Teras Narang.
Sebelumnya, Kepala Desa Papuyu III Sei Pudak, Alpisah menyebut bahwa tanaman mangrove sangat diperlukan masyarakat setempat yang sebagian besar hidup dari tambak udang, kepiting, ikan dan lainnya. Sebab, tanaman mangrove tersebut berperan untuk menahan gelombang air, serta lainnya.
Dia mengatakan bahwa pihaknya selama ini sebenarnya sudah menanam mangrove, tetapi mengalami kerusakan akibat air laut pasang besar atau biasa dikenal Rob. Kerusakan itu harus segera diperbaiki dengan melakukan penanaman kembali.
Baca juga: Teras Narang lepas Tim Ekspedisi Kahayan Mapala FE UPR
"Kami berharap Anggota DPD RI asal Kalteng bapak Agustin Teras Narang dan Bupati Pulpis ibu Pudjirustaty Narang, dapat membantu kami melakukan penanaman dan pengembangan ulang mangrove," ungkapnya.
Adapun bantuan yang diperlukan pihaknya adalah bibit mangrove dan fasilitas pendukung lainnya pada saat pembibitan hingga proses penanamannya di pinggir sungai Sei Pudak. Sebab, ada beberapa kayu dan lainnya yang diperlukan untuk menahan tanaman mangrove tidak terbawa air ketika terjadi air pasang besar.
"Semoga bapak Teras Narang dan ibu Pudjirustaty Narang berkenan mendukung dan membantu kami menanam dan mengembangkan tanaman mangrove," demikian Alpisah.
Baca juga: Tangkal pembelokan ideologi, pelajar di Kalteng harus terus tingkatkan kualitas
Baca juga: Kemendikbudristek diminta beri kuota khusus ke pelajar Kalteng kuliah di UPR
Baca juga: Teras Narang ajak pelajar hadir dan tak golput di Pemilu 2024
Kesiapan dukungan itu disampaikan Teras Narang usai bertemu dan berdialog dengan Kepala Desa beserta perangkat Desa Papuyu III Sei Pudak serta Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang di Pulang Pisau, Minggu.
"Mengembangkan tanaman mangrove bukan hanya berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat di desa setempat, tetapi juga upaya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup," ucapnya.
Senator Kalimantan Tengah itu pun mengaku banyak belajar dari pengalaman Desa Papuyu III dalam mengembangkan tanaman mangrove. Sebab, dari cerita para perangkat Desa Papuyu, ternyata dalam proses pembibitan hingga menanam mangrove di sepanjang pinggir pantai ataupun sungai, memerlukan kehati-hatian dan proses waktu yang tidak sebentar.
Dia mengatakan bahwa tanaman mangrove ternyata tidak bisa langsung ditanam di pinggir pantai atau sungai, melainkan diperlukan waktu sekitar dua bulan proses pembibitan. Dalam melakukan pembibitan pun, jaraknya tidak boleh terlalu jauh dari lokasi penanaman, agar tanaman mangrove tidak mengalami stres.
"Bibit mangrove yang terlalu kecil pun rawan terbawa arus air jika langsung ditanam di pinggir pantai. Jadi memang saya banyak belajar. Dan, ini menjadi menjadi semangat bagi saya untuk mendukung keseriusan perangkat pemerintahan dan masyarakat Desa Papuyu III," kata Teras Narang.
Sebelumnya, Kepala Desa Papuyu III Sei Pudak, Alpisah menyebut bahwa tanaman mangrove sangat diperlukan masyarakat setempat yang sebagian besar hidup dari tambak udang, kepiting, ikan dan lainnya. Sebab, tanaman mangrove tersebut berperan untuk menahan gelombang air, serta lainnya.
Dia mengatakan bahwa pihaknya selama ini sebenarnya sudah menanam mangrove, tetapi mengalami kerusakan akibat air laut pasang besar atau biasa dikenal Rob. Kerusakan itu harus segera diperbaiki dengan melakukan penanaman kembali.
Baca juga: Teras Narang lepas Tim Ekspedisi Kahayan Mapala FE UPR
"Kami berharap Anggota DPD RI asal Kalteng bapak Agustin Teras Narang dan Bupati Pulpis ibu Pudjirustaty Narang, dapat membantu kami melakukan penanaman dan pengembangan ulang mangrove," ungkapnya.
Adapun bantuan yang diperlukan pihaknya adalah bibit mangrove dan fasilitas pendukung lainnya pada saat pembibitan hingga proses penanamannya di pinggir sungai Sei Pudak. Sebab, ada beberapa kayu dan lainnya yang diperlukan untuk menahan tanaman mangrove tidak terbawa air ketika terjadi air pasang besar.
"Semoga bapak Teras Narang dan ibu Pudjirustaty Narang berkenan mendukung dan membantu kami menanam dan mengembangkan tanaman mangrove," demikian Alpisah.
Baca juga: Tangkal pembelokan ideologi, pelajar di Kalteng harus terus tingkatkan kualitas
Baca juga: Kemendikbudristek diminta beri kuota khusus ke pelajar Kalteng kuliah di UPR
Baca juga: Teras Narang ajak pelajar hadir dan tak golput di Pemilu 2024