Mengenal peran sejati caddy di dunia golf

id caddy,indonesia,pegolf,india,bni indonesia masters

Mengenal peran sejati caddy di dunia golf

Ilustrasi - Pegolf Inggris Lee Westwood memberikan stik kepada caddy-nya pada putaran final BNI Indonesian Masters 2022 di Royale Jakarta Golf Club, Jakarta, Minggu (4/12/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

Jakarta (ANTARA) - Di tengah kerumunan, seorang wanita berambut panjang dengan topi berwarna merah menyeka air mata harunya yang tak terbendung lagi. Teman-teman di sampingnya memberikan ucapan selamat dan turut berselebrasi merayakan kemenangan pegolf India Gaganjeet Bhullar dalan turnamen golf BNI Indonesian Masters 2023.


Sosok wanita yang terisak haru itu adalah Ratna, seorang caddy dengan pengalaman 12 tahun yang menemani Bhullar selama pertandingan. Kerja kerasnya bersama pegolf berusia 35 tahun itu membuahkan hasil yang manis: sebuah kemenangan.

Ratna memang tak mendapat piala, tapi perannya begitu penting dalam mengantarkan Gaganjeet Bhullar menjadi yang terbaik di turnanen golf  yang berlangsung di Royale Jakarta Golf Club, 16-19 November itu.

Tak heran jika Gaganjeet Bhullar menyebut peran caddy sebagai salah satu kunci kesuksesan dia menjadi juara, mengalahkan pegolf-pegolf dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Thailand, dan Indonesia.

Dalam seremonial kemenangan, Bhullar mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah membantunya selama pertandingan, termasuk sang caddy.

“Saya ingin berterima kasih kepada seluruh anggota timku: psikolog, pelatihku, dan caddy. Terima kasih banyak!” seru Bhullar seraya mengangkat piala Indonesian Masters.

Di lapangan Golf yang terletak di wilayah Timur Jakarta itu, turnamen golf BNI Indonesian Masters berlangsung. Turnamen ini cukup bergengsi karena tergabung dalam Kalender Asian Tour. 

Para pegolf tentu menjadi sorotan utama dalam turnamen tersebut dan juga turnamen-turnamen golf lainnya. Namun, pada hari pertandingan yang berlangsung selama empat hari itu, tak hanya pegolf yang sibuk; semua kru sibuk dalam tugasnya masing-masing dan salah satu yang paling sibuk adalah para caddy yang mendampingi para pegolf.

Seorang caddy, pria maupun wanita, berjalan di belakang para atlet dengan rompi berwarna hitam bertuliskan nama pegolf yang mereka dampingi sambil membawa tas berbentuk tabung yang berisi stik golf serta lap yang digunakan untuk membersihkan stik yang telah dipakai oleh pemain.

Kehadiran mereka selalu berada di satu langkah di belakang pegolf. Sebelum pegolf memukul bola putih, caddy akan memeriksa stik yang akan digunakan, mengambil bendera dari lubang, dan memastikan pegolf telah siap dengan taktik masing-masing.

Motivasi kecil seperti tepukan di punggung ataupun tos diberikan oleh caddy sebagai bentuk dukungan dan harapan kepada pegolf yang mereka dampingi.
 



Halaman berikut: caddy yang sering dipandang sebelah mata Dipandang sebelah mata

Dari luar, tugas seorang caddy tampak mudah, tetapi sebenarnya sulit. Mereka harus memastikan pegolf ada dalam kondisi terbaik mereka. Hubungan yang personal juga dibutuhkan sebagai bentuk kepercayaan masing-masing pihak.
 
Namun, masyarakat awam masih banyak yang memandang sebelah mata terhadap profesi caddy ini. Banyak yang menganggap pekerjaan ini adalah “pekerjaan mudah” yang hanya mementingkan penampilan. Terlebih, olahraga golf menjadi gaya hidup kaum berpendapatan di atas rata-rata.
Di dalam beberapa film maupun serial, golf digambarkan sebagai alat untuk membangun koneksi orang-orang kaya dengan pihak yang berkepentingan, bukan sebagai olahraga. Stik yang dimainkan pun digambarkan hanya sekadar mengayun untuk memukul bola.

Di tanah air, keberadaan caddy pernah masuk dalam pembahasan masyarakat umum "bernada miring" terkait kasus pembunuhan yang menyeret nama besar Antasari Azhar, sosok Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ketika itu.
 
Baca juga: Caddy Indonesia berperan atas kemenangan Bhullar

Jika menarik ke belakang, pada tahun 2016, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar divonis 18 tahun penjara atas terbunuhnya Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen yang ditembak seusai bermain golf di Padang Golf Modernland, Tangerang.
 
Seorang caddy bernama Rani Juliani yang merupakan istri ketiga Nasrudin, diduga terlibat sebagai penjembatan antara kedua orang tersebut dan menjadi benang merah dalam pengungkapan kasus.

Bumbu-bumbu cerita dengan bingkai kisah cinta caddy bernama Rani pun ikut mewarnai berita-berita tentang kasus pembunuhan tersebut.
 
Dari kasus tersebut, tak ayal apabila kesan caddy di mata orang awam memiliki konotasi negatif karena penggambaran caddy yang sebenarnya di media banyak tersamarkan dan menjadi abu-abu. Tak ada yang tahu seperti apa kebenarannya. Padahal, caddy memiliki andil yang besar bagi pemain golf, seperti yang dilakukan Ratna di turnamen golf BNI Indonesian Masters 2023.




Halaman berikut: peran profesional caddy
 
Peran Caddy
 
Penampilan menarik memang diperlukan dan mayoritas menjadi salah satu persyaratan. Akan tetapi diharuskan juga memiliki kecerdasan dan pendidikan minimal SMA atau SMK.
 
Seperti yang kita tahu, olahraga golf memiliki peraturan yang cukup rumit. Butuh perhitungan yang tepat. Selain itu, tantangan yang dihadirkan di lapangan membutuhkan kecepatan berpikir untuk merumuskan ayunan yang presisi.
 
Caddy pun harus memiliki kemampuan untuk membaca perasaan dan memotivasi kondisi pemain agar tidak panik yang bisa mengganggu performa mereka.
 
Mempersiapkan alat-alat pemain dengan cermat serta membersihkannya dengan baik juga termasuk hal yang harus diperhatikan caddy. Kesalahan kecil bisa berdampak fatal bagi pemain.
 
Salah satu pegolf Indonesia yang berpartisipasi dalam BNI Indonesian Masters 2023 adalah Jonathan Wijono, atau yang akrab disapa Jowi, asal Jawa Timur.
 
Selama pertandingan, ia tampak banyak berdiskusi dengan caddy-nya yang merupakan mantan caddy pegolf Amerika yang terkenal, Johannes Veerman.
 
Jowi mengungkapkan bahwa tahun ini ia memang merekrut seorang caddy profesional dibandingkan tahun yang lalu yang merupakan seorang relawan.
 
Baginya, diskusi yang ia lakukan bersama caddy benar-benar krusial, terutama untuk tee shot yang akan menentukan nasib skor selanjutnya.
 
Baca juga: Pegolf Indonesia merasa terbantu dengan caddy profesional

Namun, diskusi dengan rasa penuh saling percaya itu tidak terjadi begitu saja. Pada awalnya, keduanya sama-sama keras kepala untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
 
Seiring berjalannya waktu, mereka pun saling mengerti satu sama lain. Jowi mulai mengerti media dan cara bermain caddy-nya seperti apa, begitu pula sebaliknya.
 
Kehadiran caddy yang berpikir logis pun menjadi penenang baginya mengingat golf adalah olahraga yang membutuhkan perasaan, kesabaran, dan kecermatan.
 
Selain itu, kehadiran caddy di sisinya juga membantu Jowi untuk menentukan pukulannya. Pegolf kelahiran tahun 2000 tersebut mengaku lebih suka apabila diatur, mulai dari soal teknik memukul, jarak, serta stik yang harus digunakan.
 
“Saya tidak panik sama sekali berkat ada caddy yang menenangkan. Saya tahu ada dia yang bisa membantu,” katanya.




Halaman berikut: caddy adalah bagian dari kesuksesan tim
Bagian dari kesuksesan tim

Sama halnya dengan Jowi, pegolf asal India Gaganjeet Bhullar yang menjadi pemenang BNI Indonesia Masters tahun ini pun menyebut peran vital seorang caddy dalam setiap turnamen yang dia ikuti. 

Bhullar mengungkapkan bahwa menemukan caddy yang baik adalah masalah baginya sejak caddy reguler asal Amerika Serikat yang bekerja bersamanya selama delapan tahun, memutuskan untuk kembali ke negaranya.

Ia sempat menjadikan temannya sebagai caddy, tetapi mereka tak bisa untuk kembali mendampinginya dalam pertandingan selanjutnya secara penuh waktu. Walhasil Bhullar pun memilih menggunakan caddy lokal, termasuk dalam Indonesian Masters tahun ini.
 
Ia menuturkan, banyak bermain di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, membuatnya merasa nyaman dalam menentukan taktik bermain di greens sehingga tak banyak berdiskusi soal bagian tersebut. Selain itu, ia juga percaya diri dengan angka cut off yang ia hasilkan.
 
Dengan begitu, menurutnya, tugas utama caddy yang mendampinginya bukan untuk hal-hal taktik. Tugas Ratna selama empat hari pertandingan, kata dia, memastikan ia memiliki air dan makanan yang cukup di dalam tas serta memotivasi dirinya dengan hal-hal kecil, seperti tos.
 
Terkait teknis, Ratna juga memberikan kontribusi besar mulai dari menyiapkan peralatan, mengambilkan bola, hingga mengukur lapangan.
 
“Kami seperti tim. Kemenangan ini adalah hasil kerja sama tim. Dia memainkan bagiannya dengan baik, dan aku senang bisa menampilkan performa yang baik juga,” kata Bhullar.
 
Bhullar pun menjadi juara setelah mencetak total 260 pukulan atau 24 di bawah par. Dia mengalahkan sang kompatriot, Karandeep Kochhar yang berada di posisi kedua dengan 265 pukulan atau 19 di bawah par.

Selama turnamen berlangsung, kesetiaan Ratna dalam mendampingi Bhullar terasa sangat kuat. Dengan pengalaman 12 tahun, Ratna memberikan kontribusi besar mulai dari menyiapkan peralatan, mengambilkan bola, hingga mengukur lapangan.
 
Baca juga: Pegolf India juara BNI Indonesia Masters 2023

Bahkan, pada detik-detik terakhir pertandingan, kebahagiaan terpancar dari wajah Ratna. Air mata kebanggaan pun tak bisa terbendung lagi.

"Ya, terharu sekali karena bisa membawa pemain juara, bangga banget. Dia sangat serius ketika bermain. Dan di lubang terakhir memang merasa terharu, bahagia, senang," kata Ratna.
 
Kisah Ratna dan Bhullar adalah bukti kuat bahwa pegolf dan caddy memang sejatinya harus berjalan beriringan sebagai kunci vital menuju kemenangan.
 
Pemain golf membutuhkan caddy sebagai orang yang membantu menguasai seluk-beluk lapangan, menentukan taktik yang akan digunakan, sebagai pengatur kondisi mood, serta pemberi motivasi yang membantu mental pemain di kala panik.
 
Seorang caddy harus bisa memberikan dukungan terbaik mereka bagi para pemain ketika di lapangan. Dibutuhkan fisik dan stamina yang besar untuk kuat berjalan di hamparan padang golf sambil membawa peralatan para pemain.
 
Semuanya dikerjakan Ratna secara profesional dengan kecerdasan serta kekuatan, bukan mengerjakan pekerjaan yang dianggap “remeh-temeh” apalagi sekedar bermodalkan kemolekan penampilan fisik.