Dua sensor tersebut ialah ISOCELL Vizion 63D dan ISOCELL Vizion 931 dan bisa digunakan tidak hanya pada headset, tapi, juga ponsel pintar asalkan memang gawai tersebut dirancang untuk menghadirkan pengalaman realitas campuran kepada penggunanya. Dalam keterangan pers yang dirilis Samsung global, Selasa, setiap sensor disebut menawarkan kemampuan unik meningkatkan pengalaman virtual dan augmented serta mengatasi masalah dalam menangkap gambar dan data kedalaman.
Sensor Samsung ISOCELL Vizion 63D dirancang sebagai sensor 3D ToF (Time-of-Flight) dengan ukuran sensor 1/6,4 inci dan piksel 3,5 mikrometer yang mengukur kedalaman dan jarak dengan presisi tinggi. Sensor itu dapat menangkap gambar QVGA (320×240) pada 30fps dan video VGA (640×480).
Baca juga: Samsung pamerkan sensor gambar terkecil untuk smartphone
Sensor Samsung itu diklaim menjadi yang pertama yang dilengkapi Image Signal Processor (ISP) penginderaan kedalaman terintegrasi, menghilangkan kebutuhan chip lainnya yang terpisah dan mengurangi konsumsi daya sebesar 40 persen dibandingkan model sebelumnya. Sensor ISOCELL Vizion juga menawarkan penyerapan cahaya yang tinggi dan kebisingan yang rendah berkat backside scattering technology.
Selain itu Samsung juga merilis ISOCELL Vizion 931, sensor tersebut dikhususkan sebagai sensor shutter image yang diklaim dapat mengurangi kekaburan gerakan sehingga lebih halus saat dipandang. Sensor tersebut menawarkan resolusi 640×640 dan ideal untuk aplikasi seperti pengenalan iris mata, pelacakan mata, dan deteksi wajah/gerakan pada headset XR.
ISOCELL Vizion 931 juga menawarkan tampilan gambar yang lebih tajam dan dapat menghubungkan empat kamera menggunakan satu kabel, menyederhanakan desain sirkuit dan menghemat ruang.
Kedua sensor tersebut saat ini sedang diuji oleh produsen perangkat dan diharapkan dapat digunakan pada headset realitas campuran Samsung yang akan datang dan perangkat AR/VR lainnya.
Baca juga: Samsung luncurkan sensor gambar untuk otomotif