Bantu percepat pengeringan gabah, Bupati Kotim sediakan vertical dryer

id Bupati Kotawaringin Timur, Kotim, Kalimantan Tengah, Halikinnor, Kotawaringin Timur, kalteng, Bupati Kotim sediakan vertical dryer, vertical dryer

Bantu percepat pengeringan gabah, Bupati Kotim sediakan vertical dryer

Bupati Kotim Halikinnor memantau uji coba alat pengering (vertical dryer) padi di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Senin (22/4/2024). ANTARA/Devita Maulina.

Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor meresmikan bangunan sekaligus uji coba mesin pengering (vertical dryer) berkapasitas 10 ton di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit untuk membantu petani mempercepat pengeringan gabah.

Disediakanya mesin vertical dryer ini sebagai upaya sangat membantu para petani mengeringkan gabah, kata Halikinnor di Desa Lampuyang, Senin.

"Selama ini kan petani mengalami kendala dalam pengeringan karena sangat bergantung pada matahari," tambahnya.

Acara peresmian yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim tersebut dipusatkan di Kelompok Tani Karya Utama I Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah Akhmad Hamdan, Wakil Ketua I DPRD Kotim Rudianur, Kepala DPKP Kotim Sepnita, Kepala Dinas Perikanan Kotim Ahmad Sarwo Oboi, Camat Teluk Sampit dan jajaran serta anggota kelompok tani setempat.

Halikinnor menyampaikan, kegiatan ini merupakan realisasi program penyediaan dan pengembangan sarana pertanian dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dialokasikan untuk dua kelompok tani di Desa Lampuyang, yakni Kelompok Tani Karya Utama I dan Kelompok Tani Ibu Lestari IV.

Desa Lampuyang dipilih dalam program ini agar dapat mengakomodir para petani padi di Kecamatan Teluk Sampit dan Mentaya Hilir Selatan yang merupakan lumbung pangan di Kotim.

Penyediaan bangunan dan alat vertical dryer ini merupakan suatu terobosan yang dilakukan Pemkab Kotim melalui DPKP guna meningkatkan kualitas hasil gabah sekaligus menjawab aspirasi dari para petani yang selama ini bergantung pada sinar matahari untuk proses pengeringan gabah dan kerap terkendala ketika memasuki musim hujan.

"Dengan mesin ini petani tak perlu khawatir kalau tiba-tiba hujan, karena semua pekerjaan dilakukan menggunakan mesin di dalam ruangan dan hasilnya pun lebih bagus untuk keperluan penggilingan," lanjutnya.

Luas tanam di Kecamatan Teluk Sampit pada musim tanam Oktober-Maret tahun 2023/2024 ini sejumlah 3.260 hektar dengan potensi produktivitas padi rata-rata 3,5 ton per hektare. Maka, potensi gabah yang dipanen mencapai 11.410 ton.

Dengan jumlah yang cukup besar tersebut, tentu jika masih menggunakan metode pengeringan manual dengan cara dijemur akan kurang efisien dari segi waktu, tenaga dan kualitas gabah.

Akan tetapi, setelah adanya vertical dryer ia optimis proses pengeringan gabah bisa lebih efisien. Gabah yang dikeringkan menggunakan mesin ini juga memiliki kualitas lebih baik.

Mesin ini menggunakan sistem sirkulasi yang terdiri dari ruang pengering dan perlengkapan pendukung ini berfungsi menurunkan kadar air sampai batas tertentu sesuai standar, sehingga beras yang dihasilkan lebih berkualitas dan diharapkan mampu bersaing di pasaran.

Baca juga: Jaring bibit potensial, 189 pelajar SD Kotim ikuti O2SN dan FLS2N

"Sekali lagi, kita bersyukur karena mesin ini sudah bisa beroperasi. Saya hanya minta manfaatkan betul-betul dan pelihara alat ini dengan baik agar bisa dimanfaatkan dalam jangka lama," demikian Halikinnor.

Sementara itu, Sepnita menambahkan bangunan dan mesin vertical dryer ini merupakan pengadaan DPKP Kotim tahun anggaran 2023 yang berasal dari DAK. Mesin vertical dryer tersebut telah teruji memiliki kemampuan untuk melakukan pengeringan berkisar antara 0,8 hingga 1,4 persen.

Persentase pengeringan yang dicapai tergantung pada kadar air dan jenis gabah. Untuk jenis gabah atau padi siam epang yang merupakan produk asli Kotim kadar air yang dikurangi mencapai 14 persen dengan waktu 8 jam, sedangkan beberapa jenis padi unggulan lainnya sekitar 10-11 jam.

Sebelumnya, pihaknya juga telah memberikan bantuan mesin pengering namun tidak secanggih vertical dryer ini dan waktu pengeringan bisa mencapai 20 jam.

"Dengan adanya alat pengering ini kita harapkan dapat membantu petani di Desa Lampuyang dan sekitarnya, sehingga ketika masuk musim hujan terutama musim Oktober-Maret bisa dibantu dengan alat pengering ini," demikian Sepnita.

Baca juga: Bupati Kotim minta Hiswana Migas tuntaskan konversi minyak tanah ke gas

Baca juga: Bupati Kotim: FBHH komitmen bersama lestarikan dan kembangkan kebudayaan

Baca juga: Bupati Kotim apresiasi prestasi juara II lomba TTG Kalteng