Djokovic tumbang pada babak ketiga Italian Open

id Novak Djokovic,kalah,babak ketiga,italian open,roma

Djokovic tumbang pada babak ketiga Italian Open

Petenis Serbia Novak Djokovic meninggalkan lapangan setelah dikalahkan Luca Nardi asal Italia di turnamen BNP Paribas Open di Indian Wells Tennis Garden, California, Senin (11/3/2024). ANTARA/Getty Images via AFP/Matthew Stockman/am.

Jakarta (ANTARA) - Novak Djokovic menggambarkan kekalahannya yang mengejutkan pada babak ketiga Italian Open dari Alejandro Tabilo, Minggu (12/5), sebagai sesuatu yang "mengkhawatirkan," dua hari setelah insiden lempar botol yang menurutnya telah menyebabkan mual dan pusing.


Upaya Djokovic untuk memperpanjang rekor gelar Masters 1000 ke-41 diakhiri hanya dalam waktu satu jam oleh petenis Chile Tabilo, yang berada di peringkat 32 dunia, dan mengklaim kemenangan pertamanya atas lawannya yang berada di peringkat 10 besar, dengan skor 6-2, 6-3.

Juara Grand Slam 24 kali itu mengatakan bahwa penampilannya yang lemah di lapangan tempat ia memenangi enam gelar mungkin disebabkan oleh botol yang mengenai kepalanya saat menyapa penggemar pada Jumat malam.

Dia awalnya menertawakan insiden ketika kepalanya secara tidak sengaja terkena botol air setelah kemenangan pada babak kedua atas Corentin Moutet, dengan mengenakan helm bersepeda saat berlatih pada Sabtu pagi.

"Saya tidak tahu, jujur saja. Saya harus memeriksanya. Latihannya berbeda. Saya menjalani latihan yang mudah kemarin. Saya tidak merasakan apa pun, tapi saya juga tidak merasakan hal yang sama," kata Djokovic, seperti disiarkan AFP, Senin.

"Hari ini di bawah tekanan tinggi, kondisinya cukup buruk -- bukan dalam hal rasa sakit, tapi dalam hal keseimbangan. Tidak ada koordinasi. Pemain yang benar-benar berbeda dari dua malam lalu."

Djokovic juga mengatakan bahwa ia akan menjalani pemindaian untuk "melihat apa yang terjadi" sebelum French Open di Paris, di mana ia tidak hanya khawatir dengan dampak insiden botol tersebut tetapi juga performanya.



Terakhir kali Djokovic mencapai Roland Garros tanpa gelar juara adalah pada tahun 2018, ketika gelar Grand Slam pertamanya musim itu datang di Wimbledon.

Dengan French Open yang akan dimulai dua pekan lagi dan dia adalah juara bertahan, Djokovic mengakui bahwa segalanya harus lebih baik agar memiliki setidaknya peluang untuk memenangi Grand Slam ke-25.

“Apa yang saya rasakan di lapangan hari ini benar-benar seperti ada pemain berbeda yang masuk ke dalam posisi saya," ujar Djokovic.

"Ini agak mengkhawatirkan."

Sementara itu, Tabilo mengklaim kemenangan terbesar dalam kariernya dengan penampilan luar biasa, mencetak 22 winner, dan hanya melakukan empat kesalahan sendiri, serta tidak menghadapi satu break point pun.

"Sejujurnya saya tidak pernah berpikir, Oke, saya bisa memenangkan ini," kata Tabilo.

"Saya memainkan tenis yang luar biasa. Hanya ingin mempertahankan level itu... Sepanjang pertandingan saya hanya mencoba mengambil poin demi poin, tidak memikirkan skornya. Setiap poin seperti awal pertandingan."