Pangkalan Bun (ANTARA) -
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah menyatakan sektor ketahanan pangan perlu dimasukkan ke dalam rencana pembangunan daerah.
Kepala Bappeda Kobar Juni Gultom di Pangkalan Bun, Rabu, menyampaikan, tingkat ketergantungan pangan kabupaten setempat dengan daerah lain masih tergolong cukup tinggi.
"Ini patut menjadi perhatian masyarakat maupun pemerintah daerah ke depan untuk menanggulangi persoalan tersebut," katanya.
Juni mengatakan, lemahnya ketahanan pangan di Kobar akibat dari produksi pangan daerah saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk di tingkat desa.
Berdasarkan analisis statistik dan ketahanan pangan daerah menunjukkan ada sebanyak 39 desa yang terancam rawan pangan.
Dia memaparkan, salah satunya adalah beras sebagai komoditas pangan yang masih tinggi tingkat ketergantungannya. Sebab hampir 97 persen pasokan beras yang beredar di pasaran didatangkan dari luar daerah, dan sisanya dari produksi pertanian yang ada di tiap kecamatan.
"Untuk beras sendiri hanya tiga persen yang mampu kita produksi sendiri,” tuturnya.
Dia menyebutkan, kondisi ini diperparah dengan berkurangnya luas lahan pertanian sawah dari tahun ke tahun.
"Saat ini hanya ada beberapa desa yang masih menjadi lumbung beras, di antaranya Desa Teluk Pulai, Desa Berambai Makmur, Desa Sabuai Timur dan Sungai Cabang," jelasnya.
Juni menambahkan, pihaknya telah menyiapkan rancangan food estate untuk Kobar, yaitu Dinas Pertanian sudah mengkaji lahan pangan berkelanjutan.