Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Murung Raya, Tuti Marheni, mengingatkan kepada generasi muda untuk menghindari pernikahan dini dan fokus pada pengembangan diri guna meraih cita-cita. Pernyataan tersebut disampaikan Tuti dalam keterangannya pada Rabu (16/10/2024), dimana ia menekankan pentingnya merencanakan masa depan yang lebih baik dengan terlebih dahulu mengejar impian dan karier.
“Gapai cita-cita dulu, untuk masa depan lebih baik. Tidak harus menjadi ASN, karena banyak pekerjaan yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga,” ujar Tuti, yang merupakan politisi dari Partai Nasdem.
Tuti juga menyoroti dampak negatif pernikahan dini, baik secara fisik maupun mental. Ia mengimbau pemuda dan pemudi untuk memanfaatkan masa muda mereka dengan kegiatan positif, seperti olahraga, seni, atau pelatihan keterampilan yang dapat menunjang kehidupan di masa depan.
Selain itu, Tuti menekankan pentingnya kesiapan mental dan fisik sebelum memasuki pernikahan, terutama bagi perempuan. “Perempuan harus siap secara fisik dan mental, karena kalau belum siap, ada risiko melahirkan anak dengan kondisi stunting,” jelasnya. Ia juga mengingatkan agar laki-laki juga mempersiapkan diri untuk menjalankan tanggung jawab sebagai kepala keluarga, termasuk memberikan nafkah lahir dan batin kepada istri.
Tuti berharap agar generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan, dapat mempersiapkan diri secara matang untuk membangun keluarga yang sehat dan sejahtera. Ia juga mengajak orang tua untuk lebih proaktif menilai kesiapan anak untuk menikah, mengingat pernikahan dini dapat meningkatkan risiko perceraian serta berdampak negatif pada kesehatan, psikologi, dan sosial.
“Orang tua harus mampu melihat apakah anak sudah benar-benar siap menikah atau belum. Dengan mencegah pernikahan dini, kita bisa menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi muda yang unggul,” tegasnya.
Seruan ini menjadi pengingat pentingnya perencanaan matang dalam memulai kehidupan berumah tangga, dengan harapan bahwa generasi muda dapat berkontribusi pada terbentuknya keluarga yang harmonis dan masyarakat yang lebih berkualitas.
“Gapai cita-cita dulu, untuk masa depan lebih baik. Tidak harus menjadi ASN, karena banyak pekerjaan yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga,” ujar Tuti, yang merupakan politisi dari Partai Nasdem.
Tuti juga menyoroti dampak negatif pernikahan dini, baik secara fisik maupun mental. Ia mengimbau pemuda dan pemudi untuk memanfaatkan masa muda mereka dengan kegiatan positif, seperti olahraga, seni, atau pelatihan keterampilan yang dapat menunjang kehidupan di masa depan.
Selain itu, Tuti menekankan pentingnya kesiapan mental dan fisik sebelum memasuki pernikahan, terutama bagi perempuan. “Perempuan harus siap secara fisik dan mental, karena kalau belum siap, ada risiko melahirkan anak dengan kondisi stunting,” jelasnya. Ia juga mengingatkan agar laki-laki juga mempersiapkan diri untuk menjalankan tanggung jawab sebagai kepala keluarga, termasuk memberikan nafkah lahir dan batin kepada istri.
Tuti berharap agar generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan, dapat mempersiapkan diri secara matang untuk membangun keluarga yang sehat dan sejahtera. Ia juga mengajak orang tua untuk lebih proaktif menilai kesiapan anak untuk menikah, mengingat pernikahan dini dapat meningkatkan risiko perceraian serta berdampak negatif pada kesehatan, psikologi, dan sosial.
“Orang tua harus mampu melihat apakah anak sudah benar-benar siap menikah atau belum. Dengan mencegah pernikahan dini, kita bisa menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi muda yang unggul,” tegasnya.
Seruan ini menjadi pengingat pentingnya perencanaan matang dalam memulai kehidupan berumah tangga, dengan harapan bahwa generasi muda dapat berkontribusi pada terbentuknya keluarga yang harmonis dan masyarakat yang lebih berkualitas.