Pulang Pisau (ANTARA) - Penjabat Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Nunu Andriani mengatakan pihaknya ke depan mengevaluasi keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Rei II atau ruas Jalan Abel Gawei yang saat ini menjadi salah satu ikon Kota Pulang Pisau dan menjadi daya tarik tempat berkumpul masyarakat karena keindahan lampu-lampu jalan yang terpasang.
“Ke depan pemerintah setempat mengevaluasi keberadaan PKL karena jalan tersebut menjadi salah satu ikon Kota Pulang Pisau,” kata Nunu Andriani di Pulang Pisau.
Dikatakannya, jangan sampai keberadaan PKL menimbulkan kesan kumuh dan malah membuat kawasan di jalan tersebut tidak menarik lagi. Penataan juga harus dilakukan dengan baik, dengan memberi kawasan tersendiri bagi para PKL sehingga keindahan di sepanjang jalan tersebut tetap terjaga.
Pemerintah setempat, terang dia, tidak melarang masyarakat berusaha karena ikon-ikon yang dibangun tentunya juga harus berimbas mendorong perekonomian masyarakat, termasuk para pelaku usaha kecil seperti PKL. Namun, sudah menjadi tugas bersama menjaga dan merawat hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.
Baca juga: Legislator sebut Pulang Pisau miliki potensi perikanan cukup besar
Pemkab juga masih merencanakan melokalisir keberadaan PKL yang terus menjamur di Jalan Abel Gawei, agar tidak menimbulkan kesan kumuh. PKL juga diminta tidak membangun lapak-lapak permanen yang ditinggalkan usai berjualan.
“Apakah nantinya PKL ini dilokalisir di sekitar Masjid Agung dengan dibuatkan lokasi tersendiri seperti kawasan corner food masih diwacanakan,” ucapnya.
Nunu Andriani juga meminta kepada OPD terkait seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan menjaga sarana prasarana yang telah dibangun, serta menjaga ketertiban dan keamanan bekerja sama dengan TNI dan Polri.
Begitu juga, kata dia, dengan Dinas Kominfostandi agar bisa membuat titik-titik hotspot internet gratis bagi masyarakat. Selain itu memasang CCTV pada lokasi-lokasi yang dinilai rawan, untuk membantu mengamankan sarana prasarana agar terhindar dari 'tangan-tangan' jahil yang ingin merusak terhadap hasil-hasil pembangunan.
“Hasil pembangunan seluruhnya untuk dinikmati masyarakat dan mendorong perekonomian, tapi kita juga harus bersama-sama menjaga seluruh hasil pembangunan itu, agar bisa dimanfaatkan serta digunakan untuk jangka panjang,” demikian Nunu Andriani.
Baca juga: Pengurus PDI-P Pulpis jadikan HUT ajang evaluasi dan motivasi bangkit
Baca juga: KPU Pulang Pisau tetapkan Rifa'i-Jayadi sebagai bupati dan wabup terpilih
Baca juga: DPMD Pulang Pisau dorong desa perkuat kelembagaan BUMDes