Kuala Kapuas (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas menjalin sinergi strategis dengan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka mendukung program nasional penguatan literasi dan pemertahanan bahasa daerah.
“Kolaborasi ini diimplementasikan melalui berbagai program bersama yang menyasar satuan pendidikan serta masyarakat bahasa di wilayah Kabupaten Kapuas,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kapuas, Suwarno Muriyat, di Kuala Kapuas, Senin.
Kerja sama ini, sambungnya, merupakan bagian dari langkah konkret dalam mengintegrasikan visi pendidikan daerah dengan program kebahasaan nasional.
“Kami percaya bahwa keberhasilan pendidikan tidak lepas dari kekuatan bahasa. Dengan menggandeng Balai Bahasa Kalteng, kita berupaya menjaga kekayaan bahasa daerah sekaligus meningkatkan kemampuan literasi peserta didik,” katanya.
Hal itu disampaikan mantan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpustaka) kabupaten setempat, usai menerima kedatangan Balai Bahasa Provinsi Kalteng, di Dinas Pendidikan jalan Tambun Bungai Kuala Kapuas.
Baca juga: Bupati Kapuas komitmen dukung target pengelolaan sampah seratus persen
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa program-program yang telah dan akan dilaksanakan meliputi pelatihan literasi berbasis budaya lokal, pendampingan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan sekolah dan dinas, serta revitalisasi bahasa daerah yang hampir punah.
Terkait hal itu, Suwarno menyatakan dalam waktu dekat akan melakukan Pemecahan Rekor MURI “Mangarungut dan Mangacapi” 1.000 pelajar SD, SMP dan SMA/SMK se Kabupaten Kapuas sebagai upaya pelestarian budaya dan bahasa Dayak Ngaju.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalteng, Sukardi Gau menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya revitalisasi bahasa daerah, peningkatan mutu kebahasaan bagi ASN dan mengkoordinasikan Nota Kesepakatan.
“Bahasa daerah adalah identitas. Jika tidak dijaga, kita bisa kehilangan jejak kultural yang sangat berharga. Sinergi dengan Disdik Kapuas menjadi contoh baik upaya pelestarian bahasa berbasis komunitas,” kata Sukardi.
Ditambahkan Pelestari Bahasa Dayak Ngaju, Gatin, yang juga Korwil Bidang Pendidikan Bataguh menyambut baik langkah ini, dan berharap Dayak Bakumpai dan Dayak Ut Danum menjadi garapan revitalisasi bahasa daerah berikutnya.
“Bahasa adalah roh budaya. Kalau bahasa hilang, budaya ikut lenyap. Saya bangga anak-anak sekolah mulai dikenalkan kembali bahasa leluhur mereka,” demikian Gatin.
Baca juga: 45 jamaah haji Kapuas tergabung dalam kloter 5 tiba di tanah air
Baca juga: Pelaku pencuri rumah kosong di Kapuas terancam 5 tahun penjara
Baca juga: Legislator apresiasi bantuan alsintan untuk petani di Kapuas