Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan PDIP bertekad melawan narasi yang menempatkan uang sebagai penentu segalanya dalam demokrasi.
Saat memberikan pengarahan dalam Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) serentak di Pekanbaru, Riau, Sabtu, dirinya mengkritik keras politik uang yang sering menyebabkan pemimpin tersandera, di mana watak Kompleks Industri Politik atau Political Industrial Complex menyebabkan begitu banyak calon kepala daerah yang ketika terpilih, tersandera oleh investor politik.
"Akibatnya ketika terpilih, terjadi kecenderungan penyalahgunaan kekuasaan melalui korupsi untuk mengembalikan modal dan pinjaman," ucap Hasto, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta.
Maka, kata dia, strategi dan arah baru PDI Perjuangan menjadikan rakyat segalanya guna mengatasi anggapan bahwa dana merupakan segalanya.
Dengan demikian, dikatakan bahwa PDI Perjuangan menegaskan jati diri sebagai partai yang menjunjung tinggi politik moral guna mewujudkan politik yang membangun peradaban.
Hasto menyampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri selalu menegaskan untuk memperkuat akar rumput, menyalakan semangat juang, dan jangan masuk zona nyaman.
"Ketua Umum selalu mengingatkan bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang bergerak ke bawah, bukan partai elite kekuasaan," katanya.
Sebagai inspirasi nyata bahwa modal bukanlah segalanya, dirinya mengeksplorasi kemenangan Zohran Mamdani, seorang imigran Muslim yang berhasil terpilih sebagai Wali Kota New York, Amerika Serikat.
Meski seorang minoritas di New York, dia menyebutkan Mamdani bisa terpilih punya prinsip dalam politik, yakni berani menentang arus sebagai watak sejati anak muda.
Hasto pun memerinci perbandingan dana kampanye yang timpang, di mana Mamdani hanya mengantongi sekitar 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dari donatur kecil, jauh dibandingkan lawan politiknya yang memiliki 350 miliar dolar AS.
Namun, disebutkan bahwa Mamdani menang dengan menawarkan tiga nilai dasar, yaitu keadilan sosial, anti-oligarki, dan organisasi rakyat.
"Kampanye Mamdani sangat jelas, yakni We don't need billionaires in our democracy. Ini relevan bagi Indonesia saat politik uang dan oligarki makin menguat," tutur Hasto.
Berdasarkan inspirasi Mamdani dan pesan Megawati, ia mengumumkan strategi baru PDIP, yakni kekuatan sejati dari politik bukan merupakan dana, melainkan pergerakan yang menyatu dengan kekuatan rakyat.
Dia juga meminta agar kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) terbuka untuk semua kader, termasuk untuk ide dan kritik, sehingga jangan menjadi partai yang feodal dan antikritik.
Sementara itu, Ketua DPD PDIP Riau Zukri membenarkan strategi tersebut dan menegaskan politik merupakan alat untuk menyejahterakan rakyat.
"Kekuatan sejati dari politik adalah pergerakan. Kami berkomitmen membangun basis politik dari bawah dan memimpin dengan kerendahan hati," ujar Zukri.
