Jakarta (ANTARA) - Ekonom dari Universitas Indonesia Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty, S.E., M.E., menilai bahwa industri asuransi di Indonesia akan terus tumbuh secara berkelanjutan dan dapat bertahan di tengah dinamika industri tersebut.
"Dengan penetrasi asuransi yang masih di bawah 3 persen dalam satu dekade terakhir, ruang ekspansi industri masih sangat besar. Momentum pemulihan ekonomi 2026 menjadi titik penting untuk mempercepat pertumbuhan industri asuransi, baik dari sisi inovasi produk maupun perluasan akses," kata Telisa dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI itu melihat bahwa industri asuransi akan memasuki fase pertumbuhan baru pada 2026, seiring membaiknya indikator ekonomi nasional seperti konsumsi rumah tangga, daya beli kelas menengah, serta ekspektasi penurunan suku bunga global.
Ketika ketidakpastian ekonomi mereda, katanya, permintaan terhadap produk proteksi cenderung meningkat karena masyarakat mulai memikirkan kembali mitigasi risiko jangka panjang.
Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Yulius Bhayangkara ikut menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat fondasi industri asuransi.
“Industri asuransi nasional menunjukkan tren pertumbuhan positif di tengah dinamika ekonomi global. Kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan asosiasi menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sektor ini," ujar Yulius.
Yulius menyoroti bahwa ke depan, inovasi produk, peningkatan literasi keuangan, dan transformasi digital akan menjadi motor utama dalam memperluas penetrasi asuransi dan memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan serta ketahanan ekonomi nasional.
Mendukung adanya tren positif di bidang asuransi itu, Country Manager Zurich Indonesia Edhi Tjahja Negara mencontohkan asuransi perjalanan dari PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk (ZAI) menjelang akhir tahun mencatatkan kenaikan minat masyarakat untuk memiliki perlindungan dalam perjalanan mereka.
Edhi menyampaikan hal itu terlihat dari pertumbuhan jumlah polis yang bertransaksi melalui platform digital proteksi zurich.co.id hingga Oktober 2025 mencapai lebih dari 40 persen, seiring meningkatnya volume perjalanan domestik maupun internasional.
Sementara asuransi perjalanan syariah melalui Zurich Syariah mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Premi Bruto (GWP) hingga 21 persen hingga Oktober 2025 dengan dominasi perjalanan ibadah umroh yang mengalami peningkatan jumlah polis hingga lebih dari 100 persen.
