Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Anda dan pasangan sudah sama-sama mengikat janji untuk saling setia di kala susah maupun senang. Segalanya berjalan mulus, sampai Anda diliput oleh sebuah dilema yang peliknya bukan main: tahu-tahu pasangan terjerat kasus hukum dan terancam mendekam di balik bui untuk waktu yang cukup lama.
Nah, yang jadi pertanyaan selanjutnya, apakah Anda harus terus mendampingi setiap langkahnya menjalani proses hukum atau lebih baik sudahi saja sebelum ikut terseret lebih dalam?
Pasangan terjerat kasus hukum, saya harus bagaimana?
Ada baiknya buat Anda mempertimbangkan beberapa hal berikut ini lebih dulu.
1. Jangan salahkan diri sendiri
Marah, kecewa, malu, dan sakit hati adalah reaksi yang wajar untuk Anda tunjukkan. Terlebih jika si dia berhasil menyembunyikan tindak-tanduknya selama ini tanpa pernah dicurigai.
Namun, jangan sekali-kali menyalahkan diri sendiri atau merasa bertanggung jawab atas kejadian nahas ini dengan berpikiran Andalah yang kurang peduli atau kurang perhatian padanya sehingga ia berbuat seperti itu.
Jeratan hukum adalah tanggung jawab dan konsekuensi yang harus ia emban sendiri akibat perbuatan kriminal yang ia lakukan secara sadar.
Menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang tidak Anda lakukan hanya akan membuat Anda semakin jatuh dalam lubangdepresi. Jadi, bangkitlah.
Meski tak mudah, cobalah untuk memandang masalah ini dengan pikiran terbuka. Berlarut-larut dalam amarah dan kesedihan tidak akan membuat pasangan Anda terbebas dari hukum atau memutarbalikkan keadaan.
2. Cari dukungan dari orang-orang terdekat
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari keluarga atau kerabat terdekat Anda jika sudah merasa kewalahan. Apabila Anda kewalahan dengan tugas rumah tangga, katakan ya ketika orang lain menawarkan bantuan. Curhat dengan orang-orang terdekat dan terpercaya juga dapat membantu Anda merasa lebih baik.
Apabila memungkinkan, temuilah orang-orang yang pernah mengalami kondisi serupa dalam hidupnya atau dalam keluarga mereka. Dengan begitu, Anda tidak merasa sendirian dan juga tahu apa langkah terbaik selanjutnya yang perlu direncanakan.
3. Hindari orang-orang yang nyinyir
Menghadapi komentar nyinyir tetangga atau orang lain yang tidak pernah sekali pun Anda kenal memang menjengkelkan dan bisa membuat Anda semakin depresi.
Terlepas dari kebenaran apakah pasangan Anda bersalah atau tidak, lebih baik hindari orang-orang yang menghakimi Anda dan pasangan tanpa sebab jelas dan tidak juga memberikan solusi atau nasihat yang membangun sedikit pun.
Dampingi terus atau tinggalkan saja?
Mungkin sulit untuk tetap merasa percaya dan menjaga ikatan cinta seperti dulu lagi begitu mengetahui pasangan terjerat kasus hukum pelik yang sampai mengharuskannya dipenjara.
Hal ini dapat diperparah dengan tidak adanya posisi kepala keluarga yang dapat melindungi anak-anak, hingga tekanan sosial yang Anda alami setiap hari. Pada akhirnya, upaya untuk mengakhiri pernikahan adalah sebuah kemungkinan.
Namun seberapa pun kecewanya Anda, jangan langsung menjauh dari pasangan karena hal tersebut justru akan semakin menyakiti Anda berdua dan tidak akan membuat situasi menjadi lebih baik. Ada baiknya tetap berusaha peduli dan mendampingi pasangan sampai hingga kasusnya selesai. Hal ini dilakukan untuk menjaga komitmen serta keutuhan hubungan Anda berdua dengan pasangan.
Jika Anda masih belum bisa menerima atau belum siap untuk bertemu dengan pasangan, jangan paksakan untuk bertemu. Namun setelah Anda siap, segeralah bicara satu sama lain tentang masa depan keluarga termasuk jalan terbaik yang harus diambil dalam hubungan Anda berdua.
Yang paling penting, jangan asal mengambil keputusan untuk bercerai. Sebelum terburu-buru dan akhirnya jadi menyesali keputusan yang salah, ada baiknya untuk melibatkan konselor pernikahan sepanjang waktu ini. Berkonsultasi dengan konselor akan membantu Anda mengadapi masalah dengan kepala dingin dan mencari solusi terbaiknya.
Terlebih, ada banyak hal lain yang perlu Anda pikirkan ke depannya. Misalnya anak-anak, yang bisa jadi sebuah pertimbangan sulit.
sumber:hellosehat.com