Warga Kotim temukan bangkai buaya terjerat jala ikan

id warga temukan bangkai buaya, buaya muara, sampit, kotim, kotawaringin timur, bksda kotim, buaya terjebak jala ikan

Warga Kotim temukan bangkai buaya terjerat jala ikan

Warga Desa Natai Baru temukan bangkai buaya yang terjerat jala ikan di Sungai Sampit, Jumat (2/5/2025). (ANTARA/HO.)

Sampit (ANTARA) - Bangkai buaya muara berukuran kurang lebih dua meter ditemukan warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, dan ini terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial sehingga mencuri perhatian warganet.

Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit Muriansyah membenarkan kejadian dalam video itu berlokasi di Kotim, tepatnya di Dusun Nangka, Desa Natai Baru, Kecamatan Mentaya Hilir Utara.

“Benar itu di Kotim, saya menerima informasi tersebut sekitar pukul 20:30 WIB kemarin dari anggota Polsek setempat,” kata Muriansyah di Sampit, Sabtu.

Ia menyampaikan, informasi tersebut diterima dari anggota Polsek Sungai Sampit Aipda Nopthi Hidayat dan saat ini hal ini telah dilaporkan kepada pimpinan BKSDA SKW II Pangkalan Bun guna menunggu instruksi lebih lanjut.

Ada dua video berbeda yang ia terima namun diduga berasal dari lokasi yang sama. Video pertama menunjukkan seorang pria membawa bangkai buaya menggunakan perahu kecil dengan cara dihanyutkan.

Lalu video kedua, menunjukkan seorang pria menarik gerobak berisi bangkai buaya. Kegiatan itu pun menjadi tontonan warga sekitar, bahkan anak-anak tampak mendekat sembari menutup hidung mereka.

Berdasarkan informasi dari anggota Polsek Sungai Sampit, buaya yang ditemukan warga itu sudah dalam kondisi mati, diduga terperangkap jala ikan milik warga dan tidak bisa lepas hingga akhirnya mati.

“Lokasi kejadiannya di Sungai Sampit. Kondisi buaya itu sudah berbau busuk dan akhirnya dibawa oleh warga lalu dikuburkan. Keterangan dari anggota Polsek, perkiraan kematian buaya itu sudah dua atau tiga hari,” ujar Muriansyah.

Baca juga: Polisi ringkus bandar sabu di Kotim, sita hampir 500 gram narkotika

Ia melanjutkan, selama ini tidak ada laporan terkait kemunculan maupun serangan buaya di Dusun Nangka, yang justru di Dusun Rongkang yang masih masuk wilayah Desa Natai Baru dua tahun lalu pernah ada laporan.

Kala itu, ia telah melakukan observasi ke lokasi tetapi keberadaan buaya tidak ditemukan, sehingga BKSDA memberikan imbauan dan pengarahan serta memasang spanduk imbauan agar waspada terhadap buaya.

Namun, dengan ditemukannya bangkai buaya di wilayah perairan Dusun Nangka menandakan hewan predator itu juga telah masuk ke wilayah tersebut, sehingga ia mengimbau agar warga setempat dapat meningkatkan kewaspadaan.

“Sungai Sampit itu muaranya ada di daerah Desa Bagendang dan berdasarkan data kami di lokasi itu ada dua kali serangan buaya terhadap manusia, sehingga kami mengimbau agar warga bisa lebih waspada,” ucapnya.

Ia menyadari masih banyak masyarakat di Kotim yang bergantung pada sungai untuk aktivitas sehari-hari, seperti mencuci, mandi, kakus hingga mencari ikan. Untuk itu, tidak mungkin sepenuhnya melarang masyarakat untuk turun ke sungai.

Kendati demikian, masyarakat diharap tetap waspada ketika beraktivitas di sungai, hindari beraktivitas pada malam hari atau kondisi gelap karena dalam banyak laporan serangan buaya terjadi pada saat hari sudah gelap.

Selain itu, warga diimbau menghindari tindakan yang dapat mengundang kedatangan buaya, seperti memelihara ternak di sekitar sungai, membuang bangkai ke sungai dan membuang sampah rumah tangga ke sungai yang dapat mengundang satwa lain seperti biawak dan monyet yang merupakan pakan alami buaya.

“Juga, kalau mandi usahakan jangan menceburkan diri ke sungai. Kita tidak tahu kapan dan di mana buaya akan muncul dan terlihat. Karena buaya berada di dalam air. Maka dari itu, kita yang harus lebih hati-hati dan waspada,” demikian Muriansyah.

Baca juga: Pemkab Kotim evaluasi proyek Pasar Mangkikit agar segera operasional

Baca juga: Bupati Kotim rombak susunan 17 pejabat

Baca juga: Bupati Kotim lantik Masri menjadi Penjabat Sekda