Jakarta (ANTARA) - Diet rendah karbohidrat diutamakan untuk orang-orang yang mengalami sindrom metabolik, menurut Kepala Divisi Organisasi di Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp. A(K).
"Low carb keto ini enggak perlu dikerjakan semua orang karena belum tentu dia butuh, tetapi begitu orang itu terkena sindrom metabolik, ya dia sudah harus memikirkan jangan-jangan jika saya menjalankan diet keto dia akan membaik," ujar dia usai menghadiri acara "Gaya Hidup Rendah Karbohidrat" di Jakarta, Sabtu.
Konsultan Jantung Anak di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta yang juga pelaku diet rendah karbohidrat itu mengatakan, sindrom metabolik mencakup lingkar perut di atas 90 cm (laki-laki) dan 80 cm (perempuan), tekanan darah di atas 130/85 mmHg, HDL kolesterol di bawah 40 dan 50 (untuk perempuan), trigliserida di atas 150 dan gula darah puasa di atas 100.
Dia mengatakan, jika seseorang mengidap tiga dari lima kondisi itu maka sudah tergolong sindrom metabolik dan saat itulah dia perlu mempertimbangkan diet rendah karbohdirat sebagai alternatif.
"Coba saja tiga sampai enam bulan. Kalau enak lanjutkan," kata Piprim yang menjalani diet rendah karbohidrat sejak dua tahun terakhir.
dr. Eric C. Westman, MD, MHS, President of the American Society of Bariatric Physicians, menekankan pelaku diet ini harus menghindari gula dalam bentuk apapun.
Waspadai juga gula tersembunyi dalam makanan dan minuman seperti minuman ringan (ukuran 355 ml mengandung 42 gram atau 10,5 sendok teh gula), dua sendok selai kacang (mengadung 2,5 gram gula).
Selain itu, tidak ada larangan konsumsi telur, daging dan lemak. Namun, sebaiknya Anda mengonsumsi makanan ini sesuai kebutuhan tubuh.
"Low carb bukan tidak ada karbohidrat sama sekali. Hindari gula dalam bentuk apapun, kalau bisa hindari pasta, grains karena mengandung gula. Saya tidak merekomendasikan kacang karena kalau sudah makan ini bisa keterusan," kata Erick dalam kesempatan yang sama.
Sebenarnya ada beberapa tipe diet rendah karbohidrat yang bisa menjadi pilihan yakni konsumsi hanya 20-50 gram karbohidrat per hari (atau kurang dari 10 persen 2000 kkal karbohidrat), karbohidrat kurang dari 130 gram per hari atau kurang dari 26 persen total energi tubuh atau 26-45 persen dari total energi.
"Low carb keto ini enggak perlu dikerjakan semua orang karena belum tentu dia butuh, tetapi begitu orang itu terkena sindrom metabolik, ya dia sudah harus memikirkan jangan-jangan jika saya menjalankan diet keto dia akan membaik," ujar dia usai menghadiri acara "Gaya Hidup Rendah Karbohidrat" di Jakarta, Sabtu.
Konsultan Jantung Anak di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta yang juga pelaku diet rendah karbohidrat itu mengatakan, sindrom metabolik mencakup lingkar perut di atas 90 cm (laki-laki) dan 80 cm (perempuan), tekanan darah di atas 130/85 mmHg, HDL kolesterol di bawah 40 dan 50 (untuk perempuan), trigliserida di atas 150 dan gula darah puasa di atas 100.
Dia mengatakan, jika seseorang mengidap tiga dari lima kondisi itu maka sudah tergolong sindrom metabolik dan saat itulah dia perlu mempertimbangkan diet rendah karbohdirat sebagai alternatif.
"Coba saja tiga sampai enam bulan. Kalau enak lanjutkan," kata Piprim yang menjalani diet rendah karbohidrat sejak dua tahun terakhir.
dr. Eric C. Westman, MD, MHS, President of the American Society of Bariatric Physicians, menekankan pelaku diet ini harus menghindari gula dalam bentuk apapun.
Waspadai juga gula tersembunyi dalam makanan dan minuman seperti minuman ringan (ukuran 355 ml mengandung 42 gram atau 10,5 sendok teh gula), dua sendok selai kacang (mengadung 2,5 gram gula).
Selain itu, tidak ada larangan konsumsi telur, daging dan lemak. Namun, sebaiknya Anda mengonsumsi makanan ini sesuai kebutuhan tubuh.
"Low carb bukan tidak ada karbohidrat sama sekali. Hindari gula dalam bentuk apapun, kalau bisa hindari pasta, grains karena mengandung gula. Saya tidak merekomendasikan kacang karena kalau sudah makan ini bisa keterusan," kata Erick dalam kesempatan yang sama.
Sebenarnya ada beberapa tipe diet rendah karbohidrat yang bisa menjadi pilihan yakni konsumsi hanya 20-50 gram karbohidrat per hari (atau kurang dari 10 persen 2000 kkal karbohidrat), karbohidrat kurang dari 130 gram per hari atau kurang dari 26 persen total energi tubuh atau 26-45 persen dari total energi.