Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Slamet Winaryo menegaskan, hingga saat ini belum ada sekolah dalam keadaan darurat (emergency), akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai terjadi di sejumlah daerah.

"Untuk itu, semua sekolah masih tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa dan tidak ada yang perlu diliburkan," katanya di Palangka Raya, Kamis.

Slamet menegaskan, meski pun demikian, pihaknya terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh kondisi sekolah yang ada di Kalteng. Koordinasi secara intens juga terus dilakukan, antara pihaknya dengan Dinas Pendidikan di kabupaten/kota serta seluruh sekolah.

Pihak sekolah juga diminta memberikan pemahaman yang tepat kepada para siswanya, terkait karhutla dan dampak negatif yang ditimbulkan, seperti kabut asap yang dapat membahayakan kesehatan maupun melumpuhkan perekonomian.

"Jadi sejak dini, anak-anak sudah mulai diberikan pemahaman tentang karhutla dan cara menjaga lingkungan sekitarnya. Mulai dari PAUD, SD, SMP maupun SMA sederajat," jelasnya kepada Antara Kalteng.

Apabila ada sekolah yang mulai terdampak asap akibat karhutla, khususnya di kawasan rawan seperti Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur dan lainnya yang memiliki banyak lahan gambut, maka dianjurkan agar peserta didik mulai menggunakan masker.

Selain itu, juga dilakukan penyesuaian terhadap aktivitas siswa dengan mulai mengurangi kegiatan di luar ruang kelas, seperti olah raga ataupun praktek lainnya. Namun menurutnya, hingga saat ini belum ada laporan terkait kondisi sekolah yang seperti itu.

"Bagi sekolah yang mulai terganggu akibat karhutla, kami minta untuk segera melaporkannya kepada UPTD dinas maupun dinas setempat, atau pun langsung kepada kami agar dapat segera ditindaklanjuti," jelas Slamet.

Apabila ada sekolah yang dinilai emergency akibat karhutla, tentu akan segera mendapatkan perhatian serta penanganan khusus. Pihaknya akan mengutamakan keselamatan anak dan terkait pelaksanaan pendidikannya, tentu akan disesuaikan.

Slamet tidak ingin anak-anak dikorbankan, sebab banyak cara yang bisa diambil sebagai jalan keluar bagi sekolah yang benar-benar terdampak karhutla. Mulai dari libur sementara, pemindahan lokasi belajar maupun solusi lainnya yang memungkinkan.

Pewarta : Muhammad Arif Hidayat
Uploader : Admin 4
Copyright © ANTARA 2024