Murid PAUD di Kotim diedukasi sejak dini pengetahuan tanggap bencana

id Murid PAUD di Kotimdiedukasi sejak dini pengetahuan tanggap bencana, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, pemkab kotim, pendidikan, disdik ko

Murid PAUD di Kotim diedukasi sejak dini pengetahuan tanggap bencana

Sejumlah murid TK sangat antusias saat mengikuti edukasi terkait kebencanaan saat mereka berkunjung ke kantor BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur, Selasa (14/5/2024). ANTARA/HO-BPBD Kotim. 

Sampit (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menerima kunjungan dari peserta didik dalam rangka menginduksi keilmuan tanggap bencana pada anak usia dini, khususnya kepada murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) setempat.

“Kegiatan ini merupakan salah satu layanan kami dengan harapan anak-anak didik yang hadir bisa lebih awal mengetahui bagaimana bersikap ketika terjadi bencana,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam di Sampit, Selasa. 

Ia menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan secara periodik dan dimulai sebelum Ramadhan 1445 Hijriah. Pada Selasa (14/5) ada dua sekolah yang datang berkunjung, yakni TK Fatwa dan TK Maranatha. Kemudian, Rabu (15/5)  giliran TK Don Bosco. 

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pentingnya pemahaman dan persiapan menghadapi bencana. 

Metode pembelajaran pun disesuaikan dengan usia anak-anak, yakni belajar sambil bermain. Anak-anak TK tersebut juga diperkenalkan dengan peralatan terkait dengan bencana. 

“Metode pembelajaran anak usia dini ini juga sejalan dengan program pemerintah daerah terkait kota layak anak. Anak-anak juga diberi pemahaman agar berhati-hati dengan aliran listrik dan sebagainya,” jelasnya. 

Multazam menambahkan, materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut sebagian besar terkait bencana banjir, selain itu juga tentang kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Materi terkait karhutla lebih fokus pada dampak pencemaran kualitas udara. Supaya ketika kualitas udara memburuk akibat karhutla maka anak-anak dengan kesadaran diri menggunakan masker agar tetap sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa. 

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim Muhammad Irfansyah menyampaikan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari surat Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terkait partisipasi hari kesiapsiagaan bencana tahun 2024.

Baca juga: Pemkab Kotim lirik potensi perdagangan karbon

Dalam hal ini Disdik Kotim telah menyurati Kepala Satuan PAUD, SD, SMP, SKB dan PKBM yang di dalamnya menginstruksikan antara lain agar sekolah berkolaborasi dengan instansi terkait dalam melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain sosialisasi, edukasi dan kampanye publik terkait Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). 

“Sehubungan itu kami mengapresiasi BPBD Kotim atas sama yang baik dalam melaksanakan kegiatan edukasi tanggap bencana bagi para pelajar, khususnya anak usia dini,” ucapnya. 

Pembelajaran tanggap bencana untuk anak usia dini dirasa sangat penting untuk dilaksanakan, sebagai prioritas dalam upaya meminimalisir risiko bencana sejak dini.

Sementara itu, Salah seorang guru dari TK Fatwa, Rahma Kusuma menyambut baik program dari BPBD Kotim karena dinilai sangat positif. 

“Kegiatan ini mengedukasi anak-anak kita supaya sigap dan tanggap terhadap bencana. Supaya mereka tau apa yang perlu dan tidak boleh dilakukan ketika terjadi bencana,” sebutnya. 

Kegiatan ini pun disambut antusias peserta didik di TK Fatwa dari beberapa hari sebelumnya. 

Disamping agar anak-anak tau cara bersikap ketika terjadi bencana, diharapkan mereka menjadi lebih peduli terhadap lingkungan untuk pencegahan maupun penanggulangan bencana. 

Antusias dari anak-anak sangat besar mulai dari kemarin kami dari sekolah TK fatwa Ketapang sangat antusias dalam acara ini untuk edukasi penanggulangan bencana anak-anak luar biasa senang harapannya untuk anak-anak lebih mengetahui dan lebih peka lagi terhadap bencana terutama penanggulangan bencana banjir

“Contoh sederhananya seperti tidak membuang sampah sembarangan agar tidak menyebabkan saluran tersumbat lalu banjir, hal itu juga telah diajarkan di sekolah. Para orang tua dan wali murid diharapkan juga bisa kompak dengan sekolah,” demikian Rahma. 

Baca juga: DLH Kotim programkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah

Baca juga: BNK Kotim deteksi dini penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar

Baca juga: Harga sayur di Sampit melonjak akibat petani gagal panen