Nanga Bulik (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah menggelar razia di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nanga Bulik dan menemukan barang-barang yang seharusnya tidak diperkenankan dibawa pelajar ke sekolah.

"Kami mendapatkan sejumlah senjata tajam berbagai jenis dan obat-obatan dari tangan para siswa saat razia yang kami laksanakan tersebut," kata Kepala Satpol PP dan Damkar Lamandau Triyadi di Nanga Bulik, Senin.

Razia tersebut disambut positif pihak sekolah meski membuat kaget para siswa. Beberapa benda yang ditemukan petugas yaitu senjata tajam jenis parang, pisau, cutter, gunting dan obat jenis dexamethasone dari tangan siswa laki-laki di sekolah tersebut.

Menurut Triyadi, razia yang dilaksanakan tersebut dalam rangka pencegahan dan deteksi dini terhadap kenakalan remaja yang marak akhir-akhir ini.

Berdasarkan keterangan siswa, sejumlah senjata tajam berupa parang tersebut bukan milik mereka, tetapi peninggalan dari kakak kelas mereka sebelumnya. Sementara untuk cutter dan pisau, mereka mengaku benda tajam itu untuk kegiatan sekolah.

"Obat-obatan yang kami sita, menurut mereka untuk obat sakit, tetapi diketahui obat jenis ini apabila dikonsumsi berlebihan juga dapat menimbulkan efek halusinasi bagi penggunanya," tambahnya.

Ia berharap dengan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin ini dapat mencegah terjadinya aksi tawuran dan kenakalan remaja lainnya. Kali ini Satpol PP hanya merazia satu sekolah di semua kelas, namun selanjutnya akan ada sekolah-sekolah lain yang dirazia dengan sistem acak.

Bagi siswa yang kedapatan membawa senjata tajam dan obat - obatan, Satpol PP dan Damkar Lamandau menyerahkan pembinaan kepada pihak sekolah.

"Dalam razia tersebut, selain senjata tajam dan obat, juga ditemukan rokok, kartu domino dan korek api milik siswa SMA Negeri 1 Nanga Bulik," tambahnya.

Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayah Lamandau, Satpol PP dan Damkar Lamandau juga melakukan patroli secara rutin ke sejumlah titik rawan, seperti taman kota atau tempat-tempat yang sering dijadikan tempat berkumpul pelajar.

Triyadi berharap siswa di sekolah-sekolah dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang pelajar dengan tidak melakukan hal-hal negatif. Pelajar diminta mengikuti kegiatan yang lebih bermanfaat di sekolah usai proses belajar mengajar.

"Kami berupaya terus agar kenakalan remaja ini bisa diminimalisir, seperti kegiatan razia, patroli rutin dan kegiatan sosialisasi lainnya kepada para pelajar," demikian Triyadi.

Pewarta : Koko Sulistyo
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024