Palangka Raya (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah menyebut indeks pengetahuan remaja di provinsi itu tentang kesehatan reproduksi hanya 48,9 persen.
"Angka itu di bawah angka rata-rata nasional yang mencapai 57,1 persen. Kita nomor tiga di bawah setelah Papua 42,7 persen dan Sumareta Selatan 48,8 persen," kata Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng, Satyawati Kusumawijaya disela acara pembukaan "workshop" penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja purti sebagai calon ibu bagi keluarga (Bina Keluarga Remaga (BKR) tingkat Kalimantan Tengah.di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan, data tersebut didasarkan pada hasil survei kinerja dan akuntabilitas program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (SKAP) 2018.
"Untuk itu survei tersebut harus menjadi penyemangat dalam melaksanakan program Generasi Berencana melalui penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja,sehingga indeks pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi meningkat dan angka pernikahan pada anak usia dini di Kalimantan Tengah menurun," katanya.
Baca juga: BKKBN Kalteng bagikan 1.200 paket daging kurban
Satyawati juga meminta jajarannya serta mitra di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Tengah untuk meningkatkan dan menggencarkan upaya pendekatan program generasi berencana melalui promosi dan sosialisasi program genre.
"Selain itu juga diperlukan kreatifitas dan inovasi agar program genre benar-benar dapat menarik perhatian remaja secara luas. Untuk itu diperlukan wahana remaja dalam berekspresi dan aktualisasi diri yang dimiliki," katanya.
"Melihat fenomena yang ada maka kami memandang perlunya kegiatan seperti ini yang mengakomodir pengembangan dan penguatan pengelolaan program generasi remaja," katanya.
Dia pun berharap melalui kegiatan itu program genre di Kalimantan Tengah semakin berkembang.
Acaran "workshop" tersebut dilaksanakan di salah satu hotel di Palangka Raya sejak 20-23 Agustus dengan jumlah peserta sebanyak 72 orang perwakilan dari seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Baca juga: Pangdam XII/TPR : KB mengatur jarak kelahiran bukan membatasi kelahiran
Baca juga: BKKBN tingkatkan SDM untuk kelola sistem informasi keluarga
Baca juga: BKKBN-Pemprov Kalteng kolaborasi berantas stunting
"Angka itu di bawah angka rata-rata nasional yang mencapai 57,1 persen. Kita nomor tiga di bawah setelah Papua 42,7 persen dan Sumareta Selatan 48,8 persen," kata Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng, Satyawati Kusumawijaya disela acara pembukaan "workshop" penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja purti sebagai calon ibu bagi keluarga (Bina Keluarga Remaga (BKR) tingkat Kalimantan Tengah.di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan, data tersebut didasarkan pada hasil survei kinerja dan akuntabilitas program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (SKAP) 2018.
"Untuk itu survei tersebut harus menjadi penyemangat dalam melaksanakan program Generasi Berencana melalui penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja,sehingga indeks pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi meningkat dan angka pernikahan pada anak usia dini di Kalimantan Tengah menurun," katanya.
Baca juga: BKKBN Kalteng bagikan 1.200 paket daging kurban
Satyawati juga meminta jajarannya serta mitra di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Tengah untuk meningkatkan dan menggencarkan upaya pendekatan program generasi berencana melalui promosi dan sosialisasi program genre.
"Selain itu juga diperlukan kreatifitas dan inovasi agar program genre benar-benar dapat menarik perhatian remaja secara luas. Untuk itu diperlukan wahana remaja dalam berekspresi dan aktualisasi diri yang dimiliki," katanya.
"Melihat fenomena yang ada maka kami memandang perlunya kegiatan seperti ini yang mengakomodir pengembangan dan penguatan pengelolaan program generasi remaja," katanya.
Dia pun berharap melalui kegiatan itu program genre di Kalimantan Tengah semakin berkembang.
Acaran "workshop" tersebut dilaksanakan di salah satu hotel di Palangka Raya sejak 20-23 Agustus dengan jumlah peserta sebanyak 72 orang perwakilan dari seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Baca juga: Pangdam XII/TPR : KB mengatur jarak kelahiran bukan membatasi kelahiran
Baca juga: BKKBN tingkatkan SDM untuk kelola sistem informasi keluarga
Baca juga: BKKBN-Pemprov Kalteng kolaborasi berantas stunting