Jakarta (ANTARA) - Spotify akan memperketat verifikasi untuk langganan versi Premium Family demi memastikan program tersebut tidak disalahgunakan oleh para pengguna mereka.
Spotify mengenakan biaya 15 dolar AS per bulan untuk langganan versi Premium Family, yang berlaku maksimal bagi enam anggota keluarga.
Laman Billboard tahun lalu menulis hampir separuh pelanggan Spotify memilih program Premium Family dan rata-rata digunakan oleh tiga sampai empat orang.
Sayangnya, seperti dikutip dari laman The Verge, ada pelanggan yang menyalahgunakan program itu, misalnya berbagi iuran dengan teman, bukan anggota keluarga, agar mendapat biaya berlangganan yang lebih murah.
Spotify pada Agustus lalu akhirnya mengubah syarat dan kebijakan untuk langganan Premium Family. Mereka akan meminta pengguna memberikan data lokasi "dari waktu ke waktu" untuk memastikan pengguna Premium Family adalah anggota keluarga.
Menurut laman Cnet, pengguna diberikan waktu 30 hari untuk membatalkan langganan setelah kebijakan baru itu.
Program baru tersebut pertama kali hadir di Irlandia pada 19 Agustus, dan menyusul di Amerika Serikat pada 5 September.
Spotify pernah menguji coba melacak lokasi pengguna dengan GPS pada tahun lalu, namun, urung dipakai karena pengguna mereka protes keras. Data lokasi pengguna tergolong informasi yang sensitif karena berkaitan dengan kehidupan pribadi.
Meski pun data lokasi tercatat anonim, informasi tersebut sangat berisiko karena dalam sekejap bisa dilacak. Spotify menjamin data tersebut dilindungi dengan enkripsi dan tidak akan disalahgunakan.
"Data tersebut dienkripsi dan dapat disunting sesuai dengan kebutuhan pengguna. Data lokasi yang dikumpulkan untuk akun Premium Family hanya digunakan Spotify untuk keperluan tersebut," kata Spotify.
Masing-masing anggota yang terdaftar di program langganan Premium Family akan diminta untuk memberikan alamat rumah atau mengaktifkan fitur lokasi.
"Setelah verifikasi alamat rumah anggota keluarga selesai, kami tidak menyimpan data lokasi atau melacak lokasi mereka," kata Spotify.
Spotify, melalui kebijakan tersebut, menganggap keluarga harus tinggal satu atap, mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan anggota keluarga tidak tinggal bersama karena urusan sekolah atau pekerjaan.
Ahli keamanan siber mengkhawatirkan kebijakan terbaru itu akan berpengaruh terhadap privasi para penggunanya.
"Perubahan kebijakan ini memungkinkan Spotify secara sewenang-wenang menggunakan lokasi pengguna untuk memastikan apakah mereka tinggal di rumah yang sama ketika menggunakan akun keluarga. Tidak jelas seberapa sering Spotify akan meminta informasi ini dari perangkat," kata pimpinan lembaga pengawas teknologi Inggris Raya, Privacy International, Christopher Weatherhead.
Wheatherhead juga mengkhawatirkan kerahasiaan data pengguna anak yang ikut berlangganan Spotify lewat program Premium Family. Spotify menetapkan batasan usia 13 tahun ke atas untuk memakai layanan mereka.
Spotify mengenakan biaya 15 dolar AS per bulan untuk langganan versi Premium Family, yang berlaku maksimal bagi enam anggota keluarga.
Laman Billboard tahun lalu menulis hampir separuh pelanggan Spotify memilih program Premium Family dan rata-rata digunakan oleh tiga sampai empat orang.
Sayangnya, seperti dikutip dari laman The Verge, ada pelanggan yang menyalahgunakan program itu, misalnya berbagi iuran dengan teman, bukan anggota keluarga, agar mendapat biaya berlangganan yang lebih murah.
Spotify pada Agustus lalu akhirnya mengubah syarat dan kebijakan untuk langganan Premium Family. Mereka akan meminta pengguna memberikan data lokasi "dari waktu ke waktu" untuk memastikan pengguna Premium Family adalah anggota keluarga.
Menurut laman Cnet, pengguna diberikan waktu 30 hari untuk membatalkan langganan setelah kebijakan baru itu.
Program baru tersebut pertama kali hadir di Irlandia pada 19 Agustus, dan menyusul di Amerika Serikat pada 5 September.
Spotify pernah menguji coba melacak lokasi pengguna dengan GPS pada tahun lalu, namun, urung dipakai karena pengguna mereka protes keras. Data lokasi pengguna tergolong informasi yang sensitif karena berkaitan dengan kehidupan pribadi.
Meski pun data lokasi tercatat anonim, informasi tersebut sangat berisiko karena dalam sekejap bisa dilacak. Spotify menjamin data tersebut dilindungi dengan enkripsi dan tidak akan disalahgunakan.
"Data tersebut dienkripsi dan dapat disunting sesuai dengan kebutuhan pengguna. Data lokasi yang dikumpulkan untuk akun Premium Family hanya digunakan Spotify untuk keperluan tersebut," kata Spotify.
Masing-masing anggota yang terdaftar di program langganan Premium Family akan diminta untuk memberikan alamat rumah atau mengaktifkan fitur lokasi.
"Setelah verifikasi alamat rumah anggota keluarga selesai, kami tidak menyimpan data lokasi atau melacak lokasi mereka," kata Spotify.
Spotify, melalui kebijakan tersebut, menganggap keluarga harus tinggal satu atap, mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan anggota keluarga tidak tinggal bersama karena urusan sekolah atau pekerjaan.
Ahli keamanan siber mengkhawatirkan kebijakan terbaru itu akan berpengaruh terhadap privasi para penggunanya.
"Perubahan kebijakan ini memungkinkan Spotify secara sewenang-wenang menggunakan lokasi pengguna untuk memastikan apakah mereka tinggal di rumah yang sama ketika menggunakan akun keluarga. Tidak jelas seberapa sering Spotify akan meminta informasi ini dari perangkat," kata pimpinan lembaga pengawas teknologi Inggris Raya, Privacy International, Christopher Weatherhead.
Wheatherhead juga mengkhawatirkan kerahasiaan data pengguna anak yang ikut berlangganan Spotify lewat program Premium Family. Spotify menetapkan batasan usia 13 tahun ke atas untuk memakai layanan mereka.