Palangka Raya (ANTARA) - Pelaksana Harian Kepala BKKBN Perwakilan Kalteng, Nurolijah mengatakan melalui senam Gemu Fa Mire atau Maumere dalam rangka hari kontrasepsi sedunia tahun 2019, pihaknya terus melakukan edukasi manfaat penggunaan alat kontrasepsi bagi masyarakat.

“Senam ini digelar dalam rangka hari kontrasepsi sedunia Tahun 2019,” katanya di Palangka Raya, Jumat disela acara yang di laksanakan serentak di seluruh Indonesia dengan tema meningkatkan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi guna mencapai Indonesia sejahtera.

Menurutnya, senam ini ini serentak di 34 provinsi di Indonesia. Dengan maksud dan tujuan untuk mengingatkan masyarakat luas tentang fungsi alat kontrasepsi.

“Fungsi kontrasepsi dan manfaatnya baik itu jangka panjang dan jangka pendek,” bebernya.

Baca juga: Upaya BKKBN Kalteng tingkatkan kompetensi pengelola informasi

Ia menuturkan, pemerintah pusat selama ini  mendukung kegiatan pelayanan KB. Disisi lain, BKKBN Perwakilan Kalteng sudah sudah melakukan program pelayanan KB diseluruh 14 kabupaten dan kota dengan metode kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). 

MKJP dikelompokan menjadi dua yaitu MKJP non permanen (reversibel) terdiri dari IUD dan Implan sedangkan MKJP permanen (Ireversibel) yaitu kontap pria (MOP) dan kontap wanita (MOW). 

“MKJP ini bersifat jangka panjang. Yakni Implan, MOP, MOW dan IUD,” sebutnya. 

Baca juga: BKKBN: Kalteng telah miliki 15 Kampung KB percontohan

Seiring dengan itu, respon masyarakat khususnya kontrasepsi jangka panjang ini mereka menerima sekali dan respon masyarakat sangat  antusias. Masyarakat sangat menggunakan kontrasepsi jangka panjang tersebut.

“Soalnya kontrasepsi jangka panjang ini sangat bermanfaat. Terutama Implan itu minal tiga tahun, IUD itu minimal delapan hingga 10 tahun, kemudian MOP bagi pria banyak dan MOW itu paska persalinan dan keguguran," katanya.

Disisi lain, tantangan atau kendala untuk Kalteng, banyak orang beranggapan bahwa KB itu hanya alat kontrasepsi. Padahal, kontrasepsi ini juga erfaat dalam mengatur menjaga jarak kelahiran, merencanakan kehidupan, bagaimana anaka pertama dan anak kedua serta pengaturan kualitas hidup.

Baca juga: Indeks pengetahuan remaja Kalteng tentang reproduksi hanya 48,9 persen

Baca juga: BKKBN-Pemprov Kalteng kolaborasi berantas stunting

Pewarta : Rendhik Andika
Uploader : Ronny
Copyright © ANTARA 2024