Palangka Raya (ANTARA) - Selama kepemimpinannya Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, berhasil menorehkan sejumlah prestasi dan kemajuan dalam pelaksanaan pembangunan pada berbagai bidang, termasuk ketenagakerjaan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalteng Syahril Tarigan di Palangka Raya, Jumat mengatakan, salah satu bukti nyatanya adalah terus meningkatnya Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK).
"Bahkan pada tahun 2019 Pemprov Kalteng memperoleh penghargaan IPK terbaik ketiga, berdasarkan urusan ketenagakerjaan kategori sedang dengan nilai Indeks 67,95," jelasnya.
Hal itu berdasarkan keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI nomor 294 tahun 2019 dari hasil pengukuran IPK tingkat provinsi seluruh Indonesia. Dirinya mewakili gubernur, menerima penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Adapun IPK Kalteng dari waktu ke waktu di setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2016 nilai IPK mencapai 59,40 dengan target renstra 59,50, menjadi 63,48 dengan target renstra 59,53 pada tahun 2017.
Selanjutnya pada tahun 2018 nilai IPK mencapai 66,68 dengan target renstra 59,56, hingga pada akhirnya di tahun 2019 nilainya mencapai 67,95 dengan target renstra 59,59 serta berhasil meraih peringkat ketiga.
"Penghargaan yang kami terima tak hanya pada tahun 2019 ini saja, karena pada tahun 2017 pun Kalteng juga berhasil menerima penghargaan berdasarkan kategori IPK dengan akselerasi terbaik," tegas Syahril.
Lebih lanjut ia memaparkan, penghargaan lainnya yang berhasil diraih Gubernur Kalteng, yaitu Penghargaan Produktivitas Paramakarya tahun 2017, atas dukungan serta pembinaan terhadap pelaku usaha yang berhasil meningkatkan produktivitasnya selama tiga tahun berturut-turut.
Syahril menyebut, kerja keras dan komitmen gubernur pada bidang ketenagakerjaan di Kalteng tak perlu diragukan lagi, bahkan sebagai bukti nyata lainnya, yaitu tingkat pengangguran terbuka sejak tahun 2017, 2018 hingga Februari 2019 terus menurun. Yaitu berturut-turut, adalah 4,23 persen menjadi 4,01 persen, hingga akhirnya 3,33 persen.
"Tingkat pengangguran terbuka Kalteng tak hanya terus mengalami penurunan, namun juga lebih rendah dari angka nasional," pungkasnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalteng Syahril Tarigan di Palangka Raya, Jumat mengatakan, salah satu bukti nyatanya adalah terus meningkatnya Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK).
"Bahkan pada tahun 2019 Pemprov Kalteng memperoleh penghargaan IPK terbaik ketiga, berdasarkan urusan ketenagakerjaan kategori sedang dengan nilai Indeks 67,95," jelasnya.
Hal itu berdasarkan keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI nomor 294 tahun 2019 dari hasil pengukuran IPK tingkat provinsi seluruh Indonesia. Dirinya mewakili gubernur, menerima penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Adapun IPK Kalteng dari waktu ke waktu di setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2016 nilai IPK mencapai 59,40 dengan target renstra 59,50, menjadi 63,48 dengan target renstra 59,53 pada tahun 2017.
Selanjutnya pada tahun 2018 nilai IPK mencapai 66,68 dengan target renstra 59,56, hingga pada akhirnya di tahun 2019 nilainya mencapai 67,95 dengan target renstra 59,59 serta berhasil meraih peringkat ketiga.
"Penghargaan yang kami terima tak hanya pada tahun 2019 ini saja, karena pada tahun 2017 pun Kalteng juga berhasil menerima penghargaan berdasarkan kategori IPK dengan akselerasi terbaik," tegas Syahril.
Lebih lanjut ia memaparkan, penghargaan lainnya yang berhasil diraih Gubernur Kalteng, yaitu Penghargaan Produktivitas Paramakarya tahun 2017, atas dukungan serta pembinaan terhadap pelaku usaha yang berhasil meningkatkan produktivitasnya selama tiga tahun berturut-turut.
Syahril menyebut, kerja keras dan komitmen gubernur pada bidang ketenagakerjaan di Kalteng tak perlu diragukan lagi, bahkan sebagai bukti nyata lainnya, yaitu tingkat pengangguran terbuka sejak tahun 2017, 2018 hingga Februari 2019 terus menurun. Yaitu berturut-turut, adalah 4,23 persen menjadi 4,01 persen, hingga akhirnya 3,33 persen.
"Tingkat pengangguran terbuka Kalteng tak hanya terus mengalami penurunan, namun juga lebih rendah dari angka nasional," pungkasnya.