Sampit (ANTARA) - Seorang nelayan bernama Marhasan (26) warga Desa Bapinang Hilir Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, hilang setelah terjatuh dari perahu saat mencari ikan.
"Korban berada di perahunya sendiri. Tadi ada rekannya yang memang melihat korban terjatuh ke sungai," kata Camat Pulau Hanaut H Eddy Mashami di lokasi kejadian, Kamis.
Saat kejadian sekitar pukul 06.00 WIB, korban seperti biasa berangkat mencari ikan ke Sungai Mentaya sekitar pukul 06.00 WIB. Dia berangkat bersama beberapa orang rekan sesama nelayan, namun menggunakan perahu motor masing-masing.
Saat kejadian, Sungai Mentaya sedang surut sehingga arus cukup deras. Namun bagi nelayan setempat, hal ini sudah biasa karena memang rutin terjadi.
Posisi tempat jaring ikan milik korban berjarak sekitar 50 meter dari pinggir sungai. Posisi itu memang lazim karena Sungai Mentaya banyak dilalui kapal besar sehingga rawan tersangkut jika jaring dipasang terlalu ke tengah sungai.
Saat hendak mengangkat jaring ikan, korban terjatuh dari perahu motor yang dinaikinya. Rekan-rekan korban yang menyaksikan kejadian itu langsung mendatangi dan mencoba menyelamatkan, namun tubuh tidak terlihat lagi.
Baca juga: Legislator Kotim dukung penghapusan zona parkir karena dikeluhkan
Warga berusaha mencari korban namun belum berhasil menemukan tubuh pria bujangan tersebut. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi dan aparatur pemerintahan setempat.
Korban diketahui bisa berenang karena profesinya memang sebagai nelayan. Ada dugaan korban terjatuh akibat penyakit yang dideritanya.
"Pengakuan ibu korban, bahwa korban ada menderita penyakit ayan (epilepsi). Saat ini masih dilakukan pencarian," kata Eddy Mashami.
Saat ini masyarakat bersama tim gabungan dari Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah, Polsek Pulau Hanaut dan instansi lainnya masih mencari korban.
Pencarian dilakukan dengan menyisir perairan sekitar lokasi korban terjatuh dari perahu. Sungai yang berarus membuat pencarian harus dilakukan lebih cepat agar tubuh korban bisa segera ditemukan.
Baca juga: Bupati Kotim berencana hapus sejumlah zona parkir
"Korban berada di perahunya sendiri. Tadi ada rekannya yang memang melihat korban terjatuh ke sungai," kata Camat Pulau Hanaut H Eddy Mashami di lokasi kejadian, Kamis.
Saat kejadian sekitar pukul 06.00 WIB, korban seperti biasa berangkat mencari ikan ke Sungai Mentaya sekitar pukul 06.00 WIB. Dia berangkat bersama beberapa orang rekan sesama nelayan, namun menggunakan perahu motor masing-masing.
Saat kejadian, Sungai Mentaya sedang surut sehingga arus cukup deras. Namun bagi nelayan setempat, hal ini sudah biasa karena memang rutin terjadi.
Posisi tempat jaring ikan milik korban berjarak sekitar 50 meter dari pinggir sungai. Posisi itu memang lazim karena Sungai Mentaya banyak dilalui kapal besar sehingga rawan tersangkut jika jaring dipasang terlalu ke tengah sungai.
Saat hendak mengangkat jaring ikan, korban terjatuh dari perahu motor yang dinaikinya. Rekan-rekan korban yang menyaksikan kejadian itu langsung mendatangi dan mencoba menyelamatkan, namun tubuh tidak terlihat lagi.
Baca juga: Legislator Kotim dukung penghapusan zona parkir karena dikeluhkan
Warga berusaha mencari korban namun belum berhasil menemukan tubuh pria bujangan tersebut. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi dan aparatur pemerintahan setempat.
Korban diketahui bisa berenang karena profesinya memang sebagai nelayan. Ada dugaan korban terjatuh akibat penyakit yang dideritanya.
"Pengakuan ibu korban, bahwa korban ada menderita penyakit ayan (epilepsi). Saat ini masih dilakukan pencarian," kata Eddy Mashami.
Saat ini masyarakat bersama tim gabungan dari Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah, Polsek Pulau Hanaut dan instansi lainnya masih mencari korban.
Pencarian dilakukan dengan menyisir perairan sekitar lokasi korban terjatuh dari perahu. Sungai yang berarus membuat pencarian harus dilakukan lebih cepat agar tubuh korban bisa segera ditemukan.
Baca juga: Bupati Kotim berencana hapus sejumlah zona parkir