Sampit (ANTARA) - Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas III Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Agus Yordani mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai masuknya virus corona, terlebih pekerja bongkar muat yang dinilai berisiko terinfeksi virus mematikan itu.
"Sampit rawan virus corona karena ada kapal yang langsung dari China masuk ke sini. Kalau ada anak buah kapal dari China terkena virus itu, pekerja bongkar muat di daerah kita ini juga berisiko terpapar karena mereka berinteraksi saat bongkar muat barang. Makanya ini harus menjadi perhatian serius kita bersama," kata Kepala KKP Klas III Sampit Agus Yordani di Sampit, Minggu.
Agus mengatakan, pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan terhadap anak buah kapal atau ABK dari luar negeri yang masuk ke Sampit. Namun dengan merebaknya virus corona yang telah menewaskan puluhan orang di China, kewaspadaan ditingkatkan dengan memperketat pemeriksaan.
KKP Klas III Sampit telah mengeluarkan surat edaran pada 22 Januari 2020 kepada sejumlah pihak seperti otoritas bandara, pelabuhan, Kantor Bea Cukai, Kantor Imigrasi, Polri, Pelindo, maskapai dan agen pelayaran untuk mewaspadai penyebaran penyakit, khususnya virus polio dan virus corona yang sedang berjangkit di sejumlah negara.
Sepanjang 2019 lalu terdata ada sebanyak 23 kapal dari China yang masuk ke Kotawaringin Timur dengan jumlah 483 anak buah kapal. Sedangkan 2020 ini sudah ada 4 kapal dari China dengan 63 anak buah kapal. Hasil pemeriksaan, belum ditemukan orang yang terinfeksi virus corona.
Menyikapi ini, secara khusus Agus meminta asosiasi yang menaungi pekerja bongkar muat, perusahaan dan agen pelayaran untuk ikut mewaspadai penyebaran virus corona. Hal itu lantaran saat bongkar muat hasil tambang oleh kapal dari China yang masuk ke Sampit, dimungkinkan ada interaksi antara pekerja muat dengan anak buah kapal sehingga juga berisiko terjangkit jika ada yang terinfeksi virus corona.
Baca juga: Sampit rawan virus corona karena ada kapal masuk dari China
Setiap kapal dari luar negeri, terlebih dari China pasti akan dilakukan pemeriksaan kesehatan ABK. Pekerja bongkar muat juga harus waspada terhadap virus mematikan tersebut.
"Kami sudah meminta agen pelayaran untuk melindungi pekerja bongkar muat kita. Mereka juga kami minta tidak mengizinkan ABK kapal China itu untuk ke darat. Selain berkaitan izin dari Kantor Imigrasi, hal itu juga untuk mencegah kemungkinan berjangkitnya virus corona. Kami bersyukur pihak agen pelayaran juga mendukung itu," kata Agus.
Agus menambahkan, jika ada ABK dari China yang menderita demam diharapkan segera dilaporkan kepada pihaknya untuk diperiksa. Begitu pula jika ada ABK yang ada keperluan mendesak dan harus ke daratan atau meninggalkan kapal maka harus dilaporkan kepada pihaknya agar didampingi untuk pengawasan kesehatannya sebagai upaya pencegahan virus corona.
KKP Klas III Sampit menegaskan selalu menjalankan pemeriksaan kesehatan sesuai prosedur tetap. Namun mengingat merebaknya virus corona maka kewaspadaan ditingkatkan dengan melibatkan semua pihak terkait.
Baca juga: DPRD Kotim dukung pemeriksaan ABK diperketat cegah berjangkitnya virus corona
Baca juga: KPU Kotim perpanjang masa pendaftaran seleksi PPK tujuh kecamatan
"Sampit rawan virus corona karena ada kapal yang langsung dari China masuk ke sini. Kalau ada anak buah kapal dari China terkena virus itu, pekerja bongkar muat di daerah kita ini juga berisiko terpapar karena mereka berinteraksi saat bongkar muat barang. Makanya ini harus menjadi perhatian serius kita bersama," kata Kepala KKP Klas III Sampit Agus Yordani di Sampit, Minggu.
Agus mengatakan, pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan terhadap anak buah kapal atau ABK dari luar negeri yang masuk ke Sampit. Namun dengan merebaknya virus corona yang telah menewaskan puluhan orang di China, kewaspadaan ditingkatkan dengan memperketat pemeriksaan.
KKP Klas III Sampit telah mengeluarkan surat edaran pada 22 Januari 2020 kepada sejumlah pihak seperti otoritas bandara, pelabuhan, Kantor Bea Cukai, Kantor Imigrasi, Polri, Pelindo, maskapai dan agen pelayaran untuk mewaspadai penyebaran penyakit, khususnya virus polio dan virus corona yang sedang berjangkit di sejumlah negara.
Sepanjang 2019 lalu terdata ada sebanyak 23 kapal dari China yang masuk ke Kotawaringin Timur dengan jumlah 483 anak buah kapal. Sedangkan 2020 ini sudah ada 4 kapal dari China dengan 63 anak buah kapal. Hasil pemeriksaan, belum ditemukan orang yang terinfeksi virus corona.
Menyikapi ini, secara khusus Agus meminta asosiasi yang menaungi pekerja bongkar muat, perusahaan dan agen pelayaran untuk ikut mewaspadai penyebaran virus corona. Hal itu lantaran saat bongkar muat hasil tambang oleh kapal dari China yang masuk ke Sampit, dimungkinkan ada interaksi antara pekerja muat dengan anak buah kapal sehingga juga berisiko terjangkit jika ada yang terinfeksi virus corona.
Baca juga: Sampit rawan virus corona karena ada kapal masuk dari China
Setiap kapal dari luar negeri, terlebih dari China pasti akan dilakukan pemeriksaan kesehatan ABK. Pekerja bongkar muat juga harus waspada terhadap virus mematikan tersebut.
"Kami sudah meminta agen pelayaran untuk melindungi pekerja bongkar muat kita. Mereka juga kami minta tidak mengizinkan ABK kapal China itu untuk ke darat. Selain berkaitan izin dari Kantor Imigrasi, hal itu juga untuk mencegah kemungkinan berjangkitnya virus corona. Kami bersyukur pihak agen pelayaran juga mendukung itu," kata Agus.
Agus menambahkan, jika ada ABK dari China yang menderita demam diharapkan segera dilaporkan kepada pihaknya untuk diperiksa. Begitu pula jika ada ABK yang ada keperluan mendesak dan harus ke daratan atau meninggalkan kapal maka harus dilaporkan kepada pihaknya agar didampingi untuk pengawasan kesehatannya sebagai upaya pencegahan virus corona.
KKP Klas III Sampit menegaskan selalu menjalankan pemeriksaan kesehatan sesuai prosedur tetap. Namun mengingat merebaknya virus corona maka kewaspadaan ditingkatkan dengan melibatkan semua pihak terkait.
Baca juga: DPRD Kotim dukung pemeriksaan ABK diperketat cegah berjangkitnya virus corona
Baca juga: KPU Kotim perpanjang masa pendaftaran seleksi PPK tujuh kecamatan