Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah H Supian Hadi ikut turun mengerahkan ekskavator mengeruk sungai di Sampit untuk mencegah pusat kota dari banjir yang rawan terjadi saat musim hujan seperti sekarang.
"Selain sungai di sini, normalisasi juga dilakukan di lokasi lainnya seperti sisi Jalan Pramuka dan lainnya. Ini supaya air bisa mengalir lancar menuju Sungai Mentaya sehingga tidak sampai meluber merendam jalan dan permukiman," kata Supian di Sampit, Jumat.
Supian ikut mengoperasikan sendiri ekskavator untuk mengeruk lumpur di Sungai Mentawa. Bupati yang menjalani periode kedua kepemimpinannya ini terlihat piawai mengoperasikan alat berat tersebut.
Sementara itu puluhan pegawai dari berbagai satuan organisasi perangkat daerah, termasuk Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah H Muhammad Yusuf, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat H Machmoer dan Camat Mentawa Baru Ketapang Sutimin, bercebur membersihkan sampah, rumput dan batang kayu yang menutup alur sungai yang membelah Jalan HM Arsyad tersebut.
Kondisi sungai tertutup rumput yang menutup puluhan meter permukaan sungai. Selain itu, terdapat sampah dan batang kayu yang dinilai menghalangi laju arus air.
Sungai ini sangat penting karena menjadi saluran air limpahan beberapa lokasi di pusat kota menuju Sungai Mentaya. Jika arus tidak lancar maka bisa memicu luapan drainase sehingga merendam beberapa tempat.
Pembersihan sungai ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah mencegah banjir terjadi di Sampit. Selain membersihkan sungai dan saluran air, saat ini juga sedang tahap penyelesaian rehabilitasi drainase di sisi Jalan Achmad Yani dan MT Haryono yang sebelumnya sering terendam luapan air saat hujan deras.
Bupati H Supian Hadi mengoperasikan ekskavator untuk mengeruk lumpur dan sampah di Sungai Mentawa, Jumat (31/1/2020). ANTARA/Norjani
Seluruh camat dan lurah diminta menggalakkan kembali program Jumat Bersih dengan mengerahkan seluruh pegawai dan masyarakat untuk bersama-sama membersihkan lingkungan. Selain untuk mencegah banjir, kebersihan lingkungan juga untuk mencegah wabah penyakit seperti demam berdarah dengue.
"Kami mengimbau masyarakat juga peduli, minimal membersihkan saluran air di sekitar masing-masing dan jangan membuang sampah ke sungai atau saluran air. Kalau kita bersama-sama menjaga, Insya Allah daerah ini terbebas dari banjir," kata Supian.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kotawaringin Timur H Machmoer mengatakan, pembersihan alur sungai akan harus rutin dilakukan. Sementara pembenahan drainase di pusat kota ditarget rampung paling lambat akhir Mei nanti.
"Kalau sudah selesai, Insya Allah tidak akan banjir. Kecuali curah hujan tinggi kurang lebih 150 milimeter per detik bertepatan dengan sungai sedang pasang dan lama hujan sekitar dua jam, mungkin masih bisa terjadi banjir," kata Machmoer.
Machmoer mengajak masyarakat untuk peduli mencegah banjir dengan membersihkan saluran atau drainase. Tidak boleh ada yang membuang sampah ke dalam drainase atau sungai karena bisa menghambat arus air dan rawan memicu luapan air.
Baca juga: Pencuri pecah kaca mobil gondol Rp249 juta uang koperasi plasma
Baca juga: DPRD Kotim tegaskan pemerataan guru sudah mendesak
Baca juga: Bawaslu Kotim temukan dua dugaan pelanggaran pilkada
"Selain sungai di sini, normalisasi juga dilakukan di lokasi lainnya seperti sisi Jalan Pramuka dan lainnya. Ini supaya air bisa mengalir lancar menuju Sungai Mentaya sehingga tidak sampai meluber merendam jalan dan permukiman," kata Supian di Sampit, Jumat.
Supian ikut mengoperasikan sendiri ekskavator untuk mengeruk lumpur di Sungai Mentawa. Bupati yang menjalani periode kedua kepemimpinannya ini terlihat piawai mengoperasikan alat berat tersebut.
Sementara itu puluhan pegawai dari berbagai satuan organisasi perangkat daerah, termasuk Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah H Muhammad Yusuf, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat H Machmoer dan Camat Mentawa Baru Ketapang Sutimin, bercebur membersihkan sampah, rumput dan batang kayu yang menutup alur sungai yang membelah Jalan HM Arsyad tersebut.
Kondisi sungai tertutup rumput yang menutup puluhan meter permukaan sungai. Selain itu, terdapat sampah dan batang kayu yang dinilai menghalangi laju arus air.
Sungai ini sangat penting karena menjadi saluran air limpahan beberapa lokasi di pusat kota menuju Sungai Mentaya. Jika arus tidak lancar maka bisa memicu luapan drainase sehingga merendam beberapa tempat.
Pembersihan sungai ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah mencegah banjir terjadi di Sampit. Selain membersihkan sungai dan saluran air, saat ini juga sedang tahap penyelesaian rehabilitasi drainase di sisi Jalan Achmad Yani dan MT Haryono yang sebelumnya sering terendam luapan air saat hujan deras.
Seluruh camat dan lurah diminta menggalakkan kembali program Jumat Bersih dengan mengerahkan seluruh pegawai dan masyarakat untuk bersama-sama membersihkan lingkungan. Selain untuk mencegah banjir, kebersihan lingkungan juga untuk mencegah wabah penyakit seperti demam berdarah dengue.
"Kami mengimbau masyarakat juga peduli, minimal membersihkan saluran air di sekitar masing-masing dan jangan membuang sampah ke sungai atau saluran air. Kalau kita bersama-sama menjaga, Insya Allah daerah ini terbebas dari banjir," kata Supian.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kotawaringin Timur H Machmoer mengatakan, pembersihan alur sungai akan harus rutin dilakukan. Sementara pembenahan drainase di pusat kota ditarget rampung paling lambat akhir Mei nanti.
"Kalau sudah selesai, Insya Allah tidak akan banjir. Kecuali curah hujan tinggi kurang lebih 150 milimeter per detik bertepatan dengan sungai sedang pasang dan lama hujan sekitar dua jam, mungkin masih bisa terjadi banjir," kata Machmoer.
Machmoer mengajak masyarakat untuk peduli mencegah banjir dengan membersihkan saluran atau drainase. Tidak boleh ada yang membuang sampah ke dalam drainase atau sungai karena bisa menghambat arus air dan rawan memicu luapan air.
Baca juga: Pencuri pecah kaca mobil gondol Rp249 juta uang koperasi plasma
Baca juga: DPRD Kotim tegaskan pemerataan guru sudah mendesak
Baca juga: Bawaslu Kotim temukan dua dugaan pelanggaran pilkada