Jakarta (ANTARA) - Seiring dengan percakapan mengenai penyebaran virus corona meluas secara global, Twitter berupaya untuk memunculkan informasi yang benar dan menyoroti informasi yang dapat dipercaya tentang virus tersebut.
Twitter mencatat ada lebih dari 15 juta cuitan tentang topik tersebut dalam empat minggu terakhir, dan tren itu diperkirakan akan berlanjut.
“Saat ini, kami tidak melihat upaya terkoordinasi yang signifikan untuk menyebarkan disinformasi dalam skala besar tentang masalah ini. Namun, kami akan tetap waspada dan telah proaktif untuk memastikan tren, pencarian dan area umum lainnya terlindungi dari perilaku jahat,” ujar Twitter, dikutip dari situs blog resminya, Jumat.
Baca juga: Twitter uji coba fitur untuk hindari 'perang cuitan'
Twitter menegaskan bahwa mereka yang terlibat dalam “perilaku jahat” tersebut akunnya akan dihapus dari platform Twitter.
“Kami tidak mengizinkan manipulasi platform dan kami mendorong orang untuk berpikir sebelum berbagi atau terlibat dalam upaya yang disengaja untuk merusak pembicaraan publik,” kata Twitter.
Selain itu, Twitter meluncurkan permintaan pencarian khusus untuk memastikan saat pengguna datang di platform untuk mencari informasi tentang virus corona, mereka akan lebih dahulu menemukan informasi yang kredibel dan berasal dari otoritas.
Twitter juga menghentikan hasil saran otomatis yang cenderung mengarahkan individu ke konten yang tidak kredibel di Twitter.
“Ini adalah perluasan dari #KnowTheFacts kami, yang secara khusus kami lakukan agar publik menemukan informasi yang jelas dan kredibel“ ujar Twitter
Baca juga: Akun Twitter Mariah Carey diretas
“Kemitraan #coronavirus resmi kami sekarang ada di Australia, Brasil, Kanada, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Inggris, dan Vietnam. Kami akan terus memperluas seiring kebutuhan,” Twitter melanjutkan.
Tim Kebijakan Publik Global Twitter secara proaktif mencari cara untuk mengintegrasikan #KnowTheFacts dengan organisasi yang terlibat dalam upaya untuk mengatasi virus tersebut.
“Para ahli, LSM, dan pemerintah memainkan peran penting dalam layanan publik, dan menggunakan Twitter untuk menjangkau orang-orang dengan informasi yang benar. Kami berkomitmen untuk memainkan peran kami dalam memperkuat konten resmi di seluruh dunia,” tambah Twitter.
Baca juga: File PNG animasi kini dilarang dalam Twitter
Baca juga: Keamanan Twitter dalam Android mengalami masalah
Baca juga: Warganet China kecam akibat 'kicauan' Mesut Ozil di Twitter
Twitter mencatat ada lebih dari 15 juta cuitan tentang topik tersebut dalam empat minggu terakhir, dan tren itu diperkirakan akan berlanjut.
“Saat ini, kami tidak melihat upaya terkoordinasi yang signifikan untuk menyebarkan disinformasi dalam skala besar tentang masalah ini. Namun, kami akan tetap waspada dan telah proaktif untuk memastikan tren, pencarian dan area umum lainnya terlindungi dari perilaku jahat,” ujar Twitter, dikutip dari situs blog resminya, Jumat.
Baca juga: Twitter uji coba fitur untuk hindari 'perang cuitan'
Twitter menegaskan bahwa mereka yang terlibat dalam “perilaku jahat” tersebut akunnya akan dihapus dari platform Twitter.
“Kami tidak mengizinkan manipulasi platform dan kami mendorong orang untuk berpikir sebelum berbagi atau terlibat dalam upaya yang disengaja untuk merusak pembicaraan publik,” kata Twitter.
Selain itu, Twitter meluncurkan permintaan pencarian khusus untuk memastikan saat pengguna datang di platform untuk mencari informasi tentang virus corona, mereka akan lebih dahulu menemukan informasi yang kredibel dan berasal dari otoritas.
Twitter juga menghentikan hasil saran otomatis yang cenderung mengarahkan individu ke konten yang tidak kredibel di Twitter.
“Ini adalah perluasan dari #KnowTheFacts kami, yang secara khusus kami lakukan agar publik menemukan informasi yang jelas dan kredibel“ ujar Twitter
Baca juga: Akun Twitter Mariah Carey diretas
“Kemitraan #coronavirus resmi kami sekarang ada di Australia, Brasil, Kanada, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Inggris, dan Vietnam. Kami akan terus memperluas seiring kebutuhan,” Twitter melanjutkan.
Tim Kebijakan Publik Global Twitter secara proaktif mencari cara untuk mengintegrasikan #KnowTheFacts dengan organisasi yang terlibat dalam upaya untuk mengatasi virus tersebut.
“Para ahli, LSM, dan pemerintah memainkan peran penting dalam layanan publik, dan menggunakan Twitter untuk menjangkau orang-orang dengan informasi yang benar. Kami berkomitmen untuk memainkan peran kami dalam memperkuat konten resmi di seluruh dunia,” tambah Twitter.
Baca juga: File PNG animasi kini dilarang dalam Twitter
Baca juga: Keamanan Twitter dalam Android mengalami masalah
Baca juga: Warganet China kecam akibat 'kicauan' Mesut Ozil di Twitter