Jakarta (ANTARA) -
“Gaya hidup yang baik, olahraga yang baik, deteksi dini dan melakukan vaksinasi itu sudah cukup untuk menghindari seorang perempuan dari kanker serviks,” kata Kartiwa, yang berpraktik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dalam diskusi kesehatan mengenai kanker serviks yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Kanker serviks disebabkan virus humanpapilloma yang bersarang di leher rahim wanita. Virus tersebut bisa bertumbuh menjadi kanker jika tidak menjalani gaya hidup yang sehat seperti tidak berolahraga atau mengonsumsi makanan tidak sehat.
Baca juga: Cegah kanker serviks dengan imunisasi HPV
Virus tersebut menyerang kekebalan tubuh dan bisa terdeteksi hanya dengan pemeriksaan leher rahim melalui pap smear atau tes IVA. Dokter lulusan Universitas Indonesia itu juga mengatakan virus HPV tidak diturunkan oleh keluarga sehingga untuk mencegah terinfeksi virus ini harus menjaga kebersihan organ kewanitaan.
“Apakah dari dudukan toilet bisa terkena virus HPV? Bisa saja, virus itu bisa ditemukan di mana saja dan hebatnya HPV bisa tahan berminggu-minggu. Jadi, bagaimana menjaga menghindari supaya tidak terkena virus HPV kita usaha untuk jaga kebersihan saja,” kata Kartiwa.
Kartiwa menyebut kanker serviks termasuk penyebab kematian terbanyak di Indonesia yang berhubungan dengan kehamilan yakni sekitar 250.000 kematian menurut data WHO. Tidak hanya perempuan, laki-laki juga bisa terpapar virus HPV, namun, kejadiannya sedikit dan bisa menyerang organ tubuh lainnya seperti kanker tenggorokan dan kanker di daerah kemaluan pria.
Baca juga: Benarkah vaksin HPV picu menopause dini pada anak perempuan?
Untuk mencegah angka kejadian kanker serviks, pemerintah telah melakukan sosialisasi dengan target 90 persen anak Perempuan Indonesia berusia 15 tahun sudah mendapatkan imunisasi HPV gratis pada 2027. Masyarakat juga diminta aktif mencari informasi mengenai imunisasi HPV untuk anak perempuannya untuk mengurangi risiko terpapar virus HPV.
Bagi mereka yang sudah menikah, deteksi dini kanker serviks dilakukan berupa pemeriksaan pap smear atau tes IVA satu hingga dua tahun sekali dan tes tersebut sudah ditanggung oleh BPJS.
Baca juga: Dokter sebut vaksin HPV perlu diberikan sedini mungkin
Baca juga: Pentingnya vaksinasi HPV pada laki-laki dan perempuan
Baca juga: Vaksinasi kanker serviks berskala nasional digelar mulai tahun depan