Sampit (ANTARA) - Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke depo sampah Sehati 04 di Kelurahan Baamang Tengah Kecamatan Baamang yang diprotes warga karena menimbulkan bau.
"Setelah kami lihat, ini diduga karena bangunan memang belum selesai tapi sudah digunakan untuk pembuangan sampah, akhirnya baunya sampai keluar akibat dinding bagian atas terbuka karena belum selesai dibangun," kata Ketua Komisi II Hj Darmawati di Sampit, Selasa.
Sebelumnya, keberadaan depo sampah tersebut diprotes warga karena menimbulkan bau tidak sedap. Selain mengganggu warga, kondisi itu juga mengganggu proses belajar mengajar di SMPN 3 Sampit yang lokasinya hanya berjarak kurang dari sepuluh meter dari depo sampah tersebut.
Menyikapi itu, Komisi II melakukan inspeksi mendadak untuk melihat kondisi di lapangan. Darmawati datang bersama Sekretaris Komisi II Juliansyah serta dua anggota Komisi II yaitu Darmawati dan Linda.
Terlihat bangunan depo sampah memang belum selesai. Dinding bagian atas masih terbuka karena belum selesai dikerjakan. Diduga dinding terbuka yang bersebelahan dengan SMPN 3 Sampit itulah yang membuat bau busuk sampah tercium hingga ke sekolah itu.
Darmawati menyayangkan depo sampah difungsikan padahal bangunannya belum selesai. Warga tidak ada pilihan dan harus membuang sampah ke depo tersebut karena tempat pembuangan sampah di sejumlah lokasi di kawasan itu sudah ditutup.
Baca juga: Rombongan Komisi II kaget melihat kerusakan Pasar Eks Mentaya
Untuk mengatasi masalah ini, Darmawati menyarankan pemerintah kabupaten segera menyelesaikan bangunan depo agar bau sampah tidak tercium ke luar bangunan. Sementara pekerjaan itu belum dilaksanakan, pemerintah kabupaten disarankan menutup dinding yang terbuka menggunakan plastik, terpal atau triplek sambil menunggu penyelesaian bangunan secara permanen.
"Petugas yang ditempatkan di depo sampah juga harus bekerja dengan baik. Selain itu, pengangkutan sampah juga harus tepat waktu agar sampah tidak sampai menumpuk. Kalau sampai menumpuk itulah yang akhirnya menimbulkan bau," kata Darmawati.
Politisi Partai Golkar ini meminta pemerintah kabupaten, khususnya melalui Dinas Lingkungan Hidup memastikan bangunan depo sampah memenuhi persyaratan dari sisi kesehatan dan kenyamanan. Depo tersebut dibangun dekat rumah penduduk dan sekolah sehingga akan menimbulkan masalah jika depo tersebut menimbulkan bau.
Darmawati berharap masalah ini segera diselesaikan dengan baik. Selain terkait kenyamanan, ini juga bisa berdampak terhadap kesehatan masyarakat yang ada di sekitar depo sampah tersebut.
Baca juga: DPRD Kalteng bantu tuntaskan polemik Gapoktan di Kotim dan PT MJSP
Baca juga: Pemkab Kotim diminta antisipasi dampak banjir
"Setelah kami lihat, ini diduga karena bangunan memang belum selesai tapi sudah digunakan untuk pembuangan sampah, akhirnya baunya sampai keluar akibat dinding bagian atas terbuka karena belum selesai dibangun," kata Ketua Komisi II Hj Darmawati di Sampit, Selasa.
Sebelumnya, keberadaan depo sampah tersebut diprotes warga karena menimbulkan bau tidak sedap. Selain mengganggu warga, kondisi itu juga mengganggu proses belajar mengajar di SMPN 3 Sampit yang lokasinya hanya berjarak kurang dari sepuluh meter dari depo sampah tersebut.
Menyikapi itu, Komisi II melakukan inspeksi mendadak untuk melihat kondisi di lapangan. Darmawati datang bersama Sekretaris Komisi II Juliansyah serta dua anggota Komisi II yaitu Darmawati dan Linda.
Terlihat bangunan depo sampah memang belum selesai. Dinding bagian atas masih terbuka karena belum selesai dikerjakan. Diduga dinding terbuka yang bersebelahan dengan SMPN 3 Sampit itulah yang membuat bau busuk sampah tercium hingga ke sekolah itu.
Darmawati menyayangkan depo sampah difungsikan padahal bangunannya belum selesai. Warga tidak ada pilihan dan harus membuang sampah ke depo tersebut karena tempat pembuangan sampah di sejumlah lokasi di kawasan itu sudah ditutup.
Baca juga: Rombongan Komisi II kaget melihat kerusakan Pasar Eks Mentaya
Untuk mengatasi masalah ini, Darmawati menyarankan pemerintah kabupaten segera menyelesaikan bangunan depo agar bau sampah tidak tercium ke luar bangunan. Sementara pekerjaan itu belum dilaksanakan, pemerintah kabupaten disarankan menutup dinding yang terbuka menggunakan plastik, terpal atau triplek sambil menunggu penyelesaian bangunan secara permanen.
"Petugas yang ditempatkan di depo sampah juga harus bekerja dengan baik. Selain itu, pengangkutan sampah juga harus tepat waktu agar sampah tidak sampai menumpuk. Kalau sampai menumpuk itulah yang akhirnya menimbulkan bau," kata Darmawati.
Politisi Partai Golkar ini meminta pemerintah kabupaten, khususnya melalui Dinas Lingkungan Hidup memastikan bangunan depo sampah memenuhi persyaratan dari sisi kesehatan dan kenyamanan. Depo tersebut dibangun dekat rumah penduduk dan sekolah sehingga akan menimbulkan masalah jika depo tersebut menimbulkan bau.
Darmawati berharap masalah ini segera diselesaikan dengan baik. Selain terkait kenyamanan, ini juga bisa berdampak terhadap kesehatan masyarakat yang ada di sekitar depo sampah tersebut.
Baca juga: DPRD Kalteng bantu tuntaskan polemik Gapoktan di Kotim dan PT MJSP
Baca juga: Pemkab Kotim diminta antisipasi dampak banjir