Sampit (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah meminta Dinas Lingkungan Hidup terus membenahi dan meningkatkan pengelolaan demo sampah karena masih kerap dikeluhkan masyarakat.
"Dari hasil reses kami, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian terkait pengelolaan depo sampah. Ini berdasarkan aspirasi masyarakat," kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Riskon Fabiansyah di Sampit, Rabu.
Pengelolaan sampah menjadi salah satu isu yang disampaikan masyarakat saat Riskon bersama anggota DPRD lainnya melaksanakan reses di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Mereka turun ke daerah pemilihan mereka untuk menyerap aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan progres pelaksanaan pembangunan.
Politisi Partai Golongan Karya ini mengatakan, salah satu hal yang dikeluhkan masyarakat adalah terkait jam operasional depo sampah yang ada di Kota Sampit. Jam operasional saat ini dinilai tidak fleksibel sehingga banyak masyarakat yang akhirnya enggan membuang sampah di depo sampah.
Hal ini juga dikeluhkan petugas pengambil sampah yang tergabung dalam Pedrosa. Pemberlakuan operasional depo sampah diharapkan mengakomodasi aspirasi masyarakat dan petugas pengangkut sampah swadaya sehingga mereka bisa membuang sampah ke depo dengan nyaman.
Baca juga: Banjir rob rendam sekolah di Kotim, buaya ancam keselamatan murid
"Kami berharap dengan keluhan yang disampaikan ini bisa didengar oleh pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup untuk kembali mengevaluasi jam operasional depo sampah," ujar Riskon.
Aspirasi lainnya yaitu terkait penambahan depo sampah. Saat ini pemerintah daerah sudah membangun tujuh depo sampah dan satu tempat pengolahan sampah reduce, reuse and recycle (TPS 3R). Semuanya tersebar di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang.
Saat reses, anggota DPRD juga menampung usulan masyarakat Kelurahan Pasir Putih yang meminta pemerintah daerah membangun depo sampah di wilayah mereka. Tujuannya agar masyarakat bisa dengan mudah membuang sampah ke depo sampah tersebut.
Sorotan lainnya terkait tidak berlanjutnya konsep depo sampah yang pada awal didirikan mengusung konsep ramah lingkungan. Saat mula dibangun, depo sampah didesain untuk menampung dan memilah sampah tanpa menimbulkan limbah dan bau, sehingga depo sampah juga sekaligus menyediakan ruang terbuka hijau yang nyaman bagi warga untuk bersantai.
"Tetapi konsep ini sayangnya tidak diteruskan oleh kepala DLH selanjutnya. Mohon nanti jadi pertimbangan untuk bisa diteruskan lagi konsepnya karena tidak sedikit soal bau sampah ini akhirnya jadi keluhan masyarakat, terutama yang ada di sekitaran depo sampah karena beberapa waktu lalu juga ada di daerah Baamang yang depo sampah yang letaknya dekat dengan sekolah itu dikeluhkan," demikian Riskon Fabiansyah.
Baca juga: Gaya hidup membuat remaja semakin rentan diabetes
Baca juga: Reses DPRD Kotim dikagetkan pengunduran diri Lurah Tanah Mas
Baca juga: Kadin Kotim minta Agrinas utamakan kearifan lokal dalam pengelolaan lahan sitaan negara
